Tujuh gelar juara dunia telah menandai karier cemerlang Schumi di lintasan F1. Ketika tengah di puncak performa, pria berusia 43 tahun itu bahkan menyabet lima gelar beruntun dari musim 2000-2004 bersama Ferrari. Ia pensiun di akhir musim 2006.
Pasca pensiunnya Schumi, 'Kuda Jingkrak' merekrut Raikkonen dari McLaren--capaian terbaiknya saat itu adalah runner-up klasemen akhir pebalap musim 2003 dan 2005. Di akhir musim perdananya bersama Ferrari, Raikkonen tampil jadi juara dunia. Ia gantung setir pada akhir musim 2009.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kredit tersendiri kini patut diberikan untuk Raikkonen yang sudah berhasil menjejak podium lagi, setelah hanya melalui empat seri di musim perdananya pasca pensiun. Akhir pekan lalu pria 32 tahun itu finis kedua di GP Bahrain di belakang Sebastian Vettel dari Red Bull.
"Sedikit mengecewakan aku tidak berhasil melakukannya (menang). Tapi aku membuat kesalahan kecil di awal dan kehilangan satu posisi dari Ferrari," kata Raikkonen di Reuters.
Raikkonen boleh kurang puas, tapi capaiannya tersebut sudah jauh lebih oke ketimbang Schumi yang bahkan belum bisa naik podium lagi sejak kembali beraksi di F1, dengan capaian terbaik adalah "nyaris" naik podium alias finis di posisi empat--dilakukan empat kali; tiga kali di 2010 dan sekali di 2011.
Maka, Raikkonen cuma membutuhkan 4 seri balapan untuk bisa kembali naik podium, sesuatu yang belum bisa dilakukan Schumi selewat 42 seri balapan pasca comeback.
Ditilik dari segi mobil, Schumi yang membalap untuk Mercedes GP sejatinya memiliki modal cukup baik untuk mengejar podium musim ini. Faktanya, rekan setimnya, Nico Rosberg, bisa jadi pemenang di seri ketiga lalu. Namun, alih-alih mengejar podium, Schumi sejauh ini justru baru mendulang 2 poin hasil dari dua kali retired dan dua kali finis di posisi 10.
Sementara Raikkonen, yang kini beraksi bersma tim Lotus, telah membuktikan kalau timnya juga punya mobil yang kompetitif dan mampu mengejar podium. Ini diperlihatkan dari hasilnya dan juga rekan setimnya, Romain Grosjean, yang finis ketiga di Bahrain.
Tingkat kekompetitifan Lotus sejauh ini bahkan lebih baik ketimbang tim besar F1, Ferrari. Dengan 57 poin--34 dari Kimi dan 23 dari Grosjean--Lotus duduk di posisi tiga klasemen konstruktor, satu posisi lebih baik dari Ferrari yang memiliki 45 poin dan ada di posisi empat.
(krs/a2s)