Melanjutkan Pekan Olahraga Nasional (PON), ibukota Riau itu menjadi tuan rumah event nasional untuk penyandang cacat (difabel) dari 7 sampai 13 Oktober.
Walaupun tidak semeriah PON, upacara pembukaan Peparnas malam ini dihadiri oleh sekitar 12 ribu orang di dalam stadion. Ada lima jenis tarian yang disuguhkan panitia di seremoni tersebut, yang melibatkan 100-an orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai pidato Boediono, barulah prosesi penyalaan kuadron. Seorang atlet dari sektor utara berlari dan berhenti di depan podium Wapres untuk memberikan penghormatan. Setelah kembali berlari, ia menyerahkan api obor ke atlet cacat yang duduk dikursi roda.
Penyalaan api ini lewat medan menanjak ke ujung kuadron. Medannya dibuat gundukan seperti gunung. Di sanalah sang atlet membawa obor ke atas β tanpa kursi rodanya.
Kerja keras dia mendapat sambutan meriah dari pengunjung. Dan saat sampai di puncak sekaligus menyulutkan obor, penonton bertepuk tangan lebih keras lagi, termasuk ketika si atlet turun dari tempat penyulutan.
Usai penyalaan api itu, Wapres berserta jajaran Pemprov Riau meninggalkan stadion. Selanjutnya, masyarakat dihibur artis ibukota. Begitupun masyarakat sudah banyak yang meninggalkan stadion. Tidak ada kembang api dalam acara ini.
Peparnas kali ini mempertandingkan 11 cabang olahraga, dan diikuti 31 provinsi, minus Lampung dan Papua Barat. Jumlah kontenstan yang akan bertanding sebanyak 1.321 atlet. Semua cabang digelar di Pekanbaru.
(a2s/roz)