.webp)
Soft tenis merupakan cabang olahraga yang mirip dengan tenis lapangan. Bedanya, soft tenis memiliki raket dan bola yang berbeda dengan tenis. Jenisnya lebih ringan, empuk dan teknik pemukulannya juga berbeda.
Di Asian Games, soft tenis Indonesia terakhir kali mengirimkan perwakilannya tahun 1994. Sementara di SEA Games, soft tenis terakhir dipertandingkan ketika di Palembang, di mana kontingen Indonesia berhasil menyabet tujuh emas. Kini kembali mendapat kesempatan untuk dipertandingkan, para wakil soft tenis Indonesia tak ingin membuang percuma kesempatan tersebut.
"Perasaannya senang ya, makanya kemarin ternyata cabang kita dipertandingkan, pertengahan Januari langsung persiapan latihan. Kami berusaha agar persiapannya semaksimal mungkin," kata pelatih soft tenis putra Ferly Montolalu dalam sambungan telepon dengan detiksport, Rabu (26/2/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya ada satu lagi dari atlet putri Dedeh Tari yang ingin kita masukkan. Dia ini levelnya sama dengan pemain lain, cuma Satlak Prima kan inginnya ada data prestasi. Mungkin nanti saat try out ke Thailand Open, pertengahan Maret mendatang, Dedeh bisa berprestasi. Jadi bisa direkomendasikan ke Prima," jelasnya.
"Soalnya sampai April, kuota atlet masih bisa berubah. Kalau Dedeh bagus, ya kita bisa dimasukkan."
Selain untuk melihat prestasi dari salah satu atletnya, Ferly mengatakan, Thailand Open juga untuk membaca peta kekuatan lawan.
"Di sana yang ikut tidak hanya negara-negara Asia Tenggara saja, tapi Asia juga. Diharapkan kita bisa memantau kekuatan lawan dari try out itu," sebutnya.
Dijelaskan Ferly, kekuatan Indonesia di Asia dan Dunia khusus cabang soft tenis cukup bagus. Mantan atlet SEA Games 2011 ini mengatakan, di level Dunia Soft tenis Indonesia masuk delapan besar, begitu juga dengan Asia.
"Kejuaraan Dunia 2011 di Korea kita masuk delapan besar, cuma kalah dari Korea. Level Asia juga tidak terlalu jauh. Makanya kita di Asian Games ini targetkan satu emas yakni di nomor beregu putra," tutupnya.
(mcy/din)
