Menjuarai nomor ganda putri junior di Wimbledon tahun ini, petenis Indonesia Tami Grende membidik pula turnamen AS Terbuka. Namun, ada masalah menghadang. Apa?
Diungkapkan ayah Tami, Olivier Grende, Pengurus Pusat (PP) Persatuan Lawn Tennis Indonesia (Pelti) hingga kini belum memberi kepastian apakah akan mendaftarkan anaknya itu ke turnamen tersebut.
"Sebenarnya Tami akan dipersiapkan untuk ikut Youth Olimpic di Nanjing, China. Tapi dari sejumlah nama yang didaftarkan tidak ada nama Tami (Grende).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia lalu menambahkan, jika memang sudah tidak mungkin mengikuti Youth Olimpic yang akan berlangsung 16-28 Agustus mendatang, Tami diharapkan didukung penuh Pelti untuk memenuhi undangan International Tennis Federation (ITF) untuk tampil di AS Terbuka.
"Ya, mungkin yang Olimpic tidak bisa lagi. Tapi US Open, yang merupakan undangan juga dari ITF, Pelti juga tidak merespons. Mereka seperti coba memblokir kami seperti waktu ke Wimbledon,β sahutnya.
Olivier mengatakan, sebenarnya persoalan tersebut sempat sejak beberapa waktu lalu. Namun ia tidak mengerti kenapa hal seperti ini terus berulang.
"Waktu di Roland Garros saya sudah hadir untuk meeting dengan ITF untuk menyelesaikan masalah perizinan. Bahkan kami juga sudah menghubungi Maman Wirjawan (Ketua Umum PP Pelti) melalui conference call. Dia bilang sudah diizinkan, sudah oke.
"Tapi kenapa setelah kami tiba di Indonesia, semua jadi tidak oke. Kami diblok supaya tidak ke US Open. Saya tidak mengerti kenapa," paparnya.
Meski begitu, Olivier berkukuh untuk memberangkatkan Tami ke AS Terbuka walau denga biaya sendiri.
"Kalau masalah US Open saya akan tetap memberangkatkan Tami. Saya akan usaha untuk mencari dana. Yang masalah Nanjing saya tidak tahu harus bagaimana lagi," simpulnya.
(mcy/a2s)











































