Satlak Prima Mengaku Tak Dilibatkan dalam Penunjukan Ketua Kontingen SEA Games 2015

Satlak Prima Mengaku Tak Dilibatkan dalam Penunjukan Ketua Kontingen SEA Games 2015

- Sport
Senin, 30 Mar 2015 19:48 WIB
(ist.)
Jakarta -

Taufik Hidayat sudah ditentukan menjadi ketua kontingen untuk Indonesia di SEA Games Singapura yang dihelat 5-16 Juni mendatang. Kendati demikian, Satlak Prima mengaku tidak dilibatkan dalam penunjukan tersebut.

Penunjukan Taufik dilakukan dalam pertemuan tak resmi antara Kemenpora dengan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) beberapa waktu lalu. Keduanya mengaku sudah memikirkan berbagai aspek atas penunjukan tersebut.

Ketua Satlak Prima, Suwarno, mengatakan bahwa dirinya tidak tahu menahu soal penunjukkan CdM tersebut. "Saya tidak tahu sama sekali. Rapat terakhir sama pak Ade Lukman (Ketua Komisi Sport of All KOI) pekan lalu saja, tidak ada pembahasan soal itu," kata Suwarno, saat ditemui secara terpisah di Senayan, Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senada, Ketua Dewan Pelaksana Prima, Tono Suratman, juga mengaku tidak tahu sama sekali soal penunjukkan itu. Meski pada akhirnya ia memberikan masukan soal kriteria-kriteria yang harus dilengkapi jika ingin menjadi ketua kontingen Indonesia.

"Kalau memang seperti itu, semestinya harus ada koordinasi. Dan, yang namanya ketua itu harus punya modal. Jadi bukan sekadar ikon, tapi punya intregritas dan tanggung jawab, kemudian tampil dalam kebersamaan, mempunyai kepemimpinan, memiliki partisipan yang tinggi, dan sangat paham dengan kondisi yang ada," paparnya.

Dia menyebutkan hal ini bukan bermaksud untuk menyatakan persetujuannya atau tidak. "Saya tidak mengatakan setuju atau tidak, tapi artinya harus ada kriteria yang dilengkapi. Kita kan punya yang namanya ketua umum KONI, ketua provinsi, ada Ketua Pengurus Besar cabor-cabor. Karena CdM itu bukan soal kepemimpinan saja, tapi ada strategi pemenangan juga."

Ia juga menyayangkan soal tidak adanya koordinasi antara pemerintah dengan Satlak Prima. "Sebenarnya salah satu yang lemah dari permerintahan kita adalah dikoordinasi dan komunikasi. Memang orang selalu mengatakan prima punya pemerintah. Padahal uangnya saja yang punya pemerintah.

"Tapi, kalau tidak ada yang namanya KONI, induk-induk cabornya ya tidak akan jalan itu program. Adanya program itu jalan kan karena kebutuhan jadi kita harusnya ada yang namanya kesetaraan," simpulnya.

(mcy/roz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads