Maskot Asian Games 2018 'Drawa' mendapatkan sorotan tajam dari berbagai pihak. Kementerian Pemuda dan Olahraga (kemenpora) membuka kesempatan kepada publik untuk mendesain ulang burung cenderawasih itu.
Drawa diluncurkan pada Minggu (27/12/2015), ditampilkan sebagai burung khas Papua, cendrawasih. Agar lebih Indonesia, Drawa mengenakan kostum pencak silat.
Tapi kemunculan maskot itu mendapatkan kritik dari berbagai pihak. Termasuk komunitas seni dan masyarakat awam. [Baca: Drawa, Masih Bisakah Didesain Ulang?]
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah ada rencana untuk merevisi maskot. Bahkan 'kurang hidupnya' maskot sudah diakui sendiri oleh Pak Menteri saat Refleksi Akhir Tahun di hadapan media. Kalau nantinya perlu disayembarakan akan disayembarakan. Awal tahun depan sudah harus dimulai," kata Gatot dalam perbincangan dengan detikSport, Rabu (30/12/2015).
"Proses (pemilihan maskot) ini saya sendiri kurang tahu secara persis. Idenya harus cenderawasih karena dianggap sebagai satu ikon yang dibanggakan Indonesia dan diyakini mempunyai nilai jual tersendiri. Selain itu, kami berharap Asian Games ini bukan hanya di Jawa dan Sumatera tapi juga menjadi kebanggaan seluruh Indonesia termasuk yang di Papua," ujar dia.
Gatot tak menampik jika pembuatan maskot itu terkesan terburu-buru. Bahkan kehadiran maskot itu terlambat dari jadwal yang sudah dibuat.
"Semestinya maskot sudah ada sejak bertepatan dengan Haornas tahun ini, bulan September. Tapi, karena banyak kegiatan yang harus diselesaikan, maskot mundur. Kami akan sampaikan kepada OCA kalau maskot perlu didesain ulang saat OCA berkunjung bulan Januari nanti. Tidak masalah," kata dia.
(fem/a2s)