Lorenzo memastikan titel juara dunia MotoGP ketiganya dengan keunggulan lima poin dari Rossi di klasemen akhir. Sayangnya, sukses pebalap Spanyol itu turut dibarengi dengan serangkaian kontroversi yang melibatkan rekan setimnya dengan rider Repsol Honda Marc Marquez.
Tidak bisa dipungkiri bahwa publik menunggu-nunggu Rossi untuk bisa meraih titel juara dunia MotoGP/500 cc kedelapan -- pertama sejak 2009 -- plus menyamai raihan Giacomo Agostini. Apalagi, fakta usia Rossi tidak muda lagi bisa jadi itu akan jadi kesempatan terakhirnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kontroversi itu membuat beberapa orang berlaku dingin, tapi kupikir itu memang konsekuensi dari apa yang terjadi di Sepang," sambung Lorenzo, dalam wawancaranya dengan Motorsport.
"Selama ini aku tidak pernah khawatir tentang Rossi, yang lebih akrab dengan media dan dia punya lebih banyak fotografer di sampingnya. Dan bahkan aku menilai hal yang wajar kalau Yamaha lebih suka dia yang juara karena popularitas dia, karena dengan begitu mereka akan menjual lebih banyak motor."
"Bagiku, satu-satunya hal yang penting adalah memiliki peralatan yang sama karena aku mempercayai kemampuan yang kumiliki dan aku tahu dengan aturan-aturan yang ada aku bisa tampil bagus. Dalam artian, ini adalah perusahaan Jepang dan sangat serius dan sudah mendukungku sebaik mungkin," imbuh Lorenzo.
(rin/mfi)