Dalam sebuah wawancara di salah satu stasiun televisi Portugal, SIC, pekan lalu, Mourinho mengatakan dirinya merasa tak lagi pantas disebut "The Special One", melainkan "The Only One".
Dengan fakta bahwa ia adalah satu-satunya pelatih yang bisa meraih titel di tiga kompetisi domestik teratas di Eropa, mantan pelatih FC Porto itu menganggap julukan "The Only One" pantas disematkan kepadanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai pesepakbola, ia (Mourinho) tak bisa melakukan apa-apa, kini ia dapat melakukan sesuatu. Barangkali, ada seseorang yang memanggilnya seperti itu, dan ia ingin menempelkannya di kostum (Madrid)," ujar Cruyff seperti dilansir AS.
"Ya, dia memang satu-satunya, satu-satunya yang cukup gila untuk mengatakan hal seperti itu. Dia begitu gila."
Selain itu, klub tempat Mou melatih, Real Madrid, juga kena semprot El Flaco. "Filosofi terbaik itu adalah menciptakan pemain, bukan membeli pemain," cetusnya.
Sebelum menjadi pelatih handal seperti sekarang, Mourinho memulai karir sebagai pesepakbola di posisi gelandang pada tahun 1980 hingga 1987. Dalam rentang waktu tersebut, ia bermain 94 kali untuk klub-klub Divisi Dua Liga Portugal dan tidak sukses.
(a2s/krs)