Sindiran itu disampaikan ketua Komisi XI DPR RI, Teuku Riefky Harsya, setelah Indonesia dipastikan meraih satu medali emas di Olimpiade 2016, lewat cabang bulutangkis atas nama ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Selain emas, dua medali lain yang dibawa pulang dari Rio de Janeiro, Brasil, adalah perak, yang dipersembahkan lifter Sri Wahyuni dan Eko Yuli Irawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari total 30 medali yang telah dikumpulkan atlet-atlet Indonesia, bulutangkis adalah penyumbang terbanyak dengan 19 buah (7-6-6), disusul angkat besi 10 keping (0-5-5), dan panahan 1 (perak).
Secara khusus Riefky memuji induk bulutangkis (PBSI) dan angkat besi (PABBSI) yang konsisten menghasilkan prestasi buat negaranya. Ia berharap pengelolaan kedua organisasi olahraga itu bisa dicontoh oleh yang lain, terutama bagi yang kerap kali berkonflik.
"Kekompakan dan profesionalitas para pengurus serta pelatih PBSI dan PB PABBSI terbukti menjadi kunci keberhasilan prestasi atlet- atlet itu," ungkap dia.
"Ini patut dicontoh oleh para pengurus cabor lainnya terutama yang sering mempertontonkan konflik internal pengurus maupun permasalahan akuntabilitas yang kemudian menjadi penyebab terhambatnya kualitas dan kontinuitas pembinaan atlet."
Setelah Olimpiade, pekerjaan rumah terdekat bagi setiap pelaku dan pengelola olahraga di tanah air adalah Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016, SEA Games, 2017, dan Asian Games 2018, di mana Indonesia menjadi tuan rumah.
(mcy/a2s)