Indonesia berhasil mencetak sejarah dalam dunia bulutangkis di All England. Selain Rudy Hartono yang mencetak rekor di All England berturut-turut selama tahun 1968-1874, ganda campuran juga berhasil mencetak sejarah seperti Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dengan menjadi juara tiga kali All England secara beruntun, yakni pada 2012, 2013, dan 2014.
Pada All England tahun ini, Tontowi/Liliyana turun sebagai ganda campuran Indonesia di kejuaraan yang berlangsung pada 14-18 Maret 2018 di Birmingham, Inggris. Selain mereka, ada juga ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto dan Hafiz Faisal/Gloria Emanuelle Widjaja.
Kejuaraan ini menjadi tantangan tersendiri bagi Tontowi/Liliyana mengingat keduanya mampu mencetak hat-trick pada All England 2012-2014. Jika menapak tilas kembali pada tahun 2013, Tontowi /Liliyana berhasil mempertahankan gelar juaranya di All England dengan mengalahkan ganda China, Zhang Nan/Zhao Yunlei, secara straight game dengan skor 21-13, 21-17 dalam 42 menit.
Sebenarnya Tontowi/Liliyana punya tiga turnamen pada tahun ini, yakni All England, Kejuaraan Dunia, dan Asian Games. Namun duo pemain PB Djarum Kudus ini harus selektif dan pada akhirnya disiapkan untuk All England dan Asian Games.
Setelah masuk 10 besar pemain Indonesia pada All England 2018, Tontowi dan Liliyana harus angkat koper di babak kedua usai melawan Hafiz Faisal/Gloria Emanuelle Widjaja. Hafiz/Gloria berhasil memenangkan pertarungan sengit dengan skor 18-21, 21-15, 30-29 dalam waktu 64 menit.
![]() Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (dok. PB Djarum) |
Walaupun begitu, kiprah Tontowi/Liliyana membawa nama harum bangsa Indonesia adalah hal yang membanggakan. Hal ini dibuktikan dengan semangat Tontowi dan Liliyana yang selalu 'lapar' akan gelar. Selain All England, keduanya juga meraih banyak prestasi di banyak kejuaraan.
Misalnya, Owi dan Butet berhasil membawa medali emas pada Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2013 di Guangzhou, China. Lalu di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, keduanya berhasil menjadi juara ganda campuran dan berhasil mengembalikan emas yang sempat hilang dari kontingen Indonesia empat tahun sebelumnya. Di kejuaraan ini, mereka mengalahkan wakil Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dengan skor 21-14, 21-12.
Tidak hanya itu, mereka juga membawa gelar di Kejuaraan Dunia 2017 setelah mengalahkan unggulan pertama asal China, Zheng Siwei/Chen Qingchen dalam pertarungan tiga gim 15-21, 21-16, 21-15. Pada tahun yang sama, Tontowi/Liliyana turut meraih gelar juara dunia kedua kalinya di Kejuaraan Dunia BWF 2017 Glasgow, Skotlandia.
Hebatnya lagi, Liliyana memecahkan rekor sebagai pemain putri peraih gelar dunia terbanyak di dunia. Kemampuan Tontowi/Liliyana dalam menjegal lawan di berbagai turnamen merupakan hasil manis dari pendidikan dan pelatihan berkualitas di PB Djarum.
Hingga kini PB Djarum terus berkomitmen untuk memberikan pelatihan terbaik dan profesional kepada para anak bangsa. Dengan sarana yang mumpuni dan latian rutin, atlet binaan PB Djarum berhasil meraih juara di berbagai turnamen, tak terkecuali Kejuaraan All England.
Pada tahun ini PB Djarum masih konsisten mencari calon juara bulutangkis lewat Djarum Beasiswa Bulutangkis. Audisi Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018 dimulai pada 24 Maret hingga 6 September 2018 di Pekanbaru, Balikpapan, Manado, Purwokerto, Surabaya, Cirebon, Solo, dan Kudus.
Untuk info lebih lengkap atau ingin melakukan pendaftaran, kunjungi www.pbdjarum.org/klub/beasiswa-bulutangkis.












































