Regenerasi sepak bola di Jerman berlangsung sangat baik dalam dua dekade belakangan. Klub-klub maupun akademi sepak bola Jerman tak pernah absen menelurkan pemain jempolan yang melenggang sebagai pemain level top dunia.
Tersingkirnya Jerman pada putaran pertama dari EURO 2000 di Belgia dan Belanda menjadi titik balik industri sepak bola di Negeri Panser. Kualitas pemain yang menurun mendorong lahirnya revolusi dalam pembibitan dan pengembangan talenta sepak bola.
Dalam beberapa hari setelah tersingkir dari EURO 2000, satuan tugas dibentuk untuk menyusun rencana yang jelas untuk masa depan sepak bola Jerman. Selain mengucurkan uang dalam jumlah besar ke dalam pendidikan pemain dan pelatih sebagai bagian dari program promosi bakat, DFB mewajibkan 18 klub Bundesliga untuk mengoperasikan akademi pelatihan yang diatur secara terpusat sebelum diberi lisensi untuk bermain di liga.
Pemain muda yang telah melewati akademi ini dalam beberapa tahun terakhir telah berkembang menjadi talenta kelas dunia. Prestasi sepak bola Jerman kian mengkilap dari segi klub maupun tim nasional.
Klub-klub Liga Jerman tidak berlomba memboyong pemain mahal untuk mendongkrak prestasi domestik maupun internasional. Justru, mereka menjadi wadah pengembangan pemain dan menjadi trampolin yang membumbungkan nama sederet pemain berkualitas.
Mengenai pembibitan pemain, VfB Stuttgart merupakan salah klub Bundesliga yang banyak melahirkan pesepakbola fenomenal. Misalnya, Timo Werner dan Antonio Rudiger yang membantu Chelsea mengamankan gelar Liga Champions 2020/2021 merupakan dua pemain jebolan VfB Stuttgart. Nama-nama tenar seperti Sami Khedira, Kevin Kuranyi, dan Mario Gomez juga pernah ditempa di klub ini.
Sejatinya model pembibitan pemain muda di VfB Stuttgart telah berlangsung lama, lebih dari 100 tahun lalu. Di tahun 1918, Gustav Schumm, Presiden Klub yang hanya menjabat selama 1 tahun mampu mengubah paradigma klub secara signifikan.
Schumm membagi sepak bola remaja ke dalam kategori usia sesuai dengan kelas A, B dan C yang masih ada sampai sekarang. Konsep tersebut kemudian diterapkan Schumm secara nasional saat menjabat di DFB. Pada tahun 1980, VfB membuat langkah maju dengan membangun asrama untuk pemain akademi muda, sebuah langkah yang ditiru oleh gelombang klub lain sejak itu.
Klub Bundesliga lainnya, seperti Borussia Dortmund juga menjadi mesin tempa bagi pemain-pemain kenamaan dunia. Sebut saja Ousmane Dembele, Ilkay Gundogan, Robert Lewandowski, hingga kini Erling Haaland. Dortmund seakan menjadi episentrum bagi pemain-pemain bertalenta.
Direktur Akademi Muda Dortmund Lars Ricken mengungkapkan klub mendidik para pemain dengan cara yang keras dan sistematis. Mereka dibentuk menjadi pemain yang hebat, secara fisik, mental, dan visi permainan. Ricken menyebut Dortmund mendidik para pemainnya untuk sukses dalam kehidupan lain di luar sepak bola.
"Akademi pemuda Borussia Dortmund bukanlah taman hiburan besar. Kami tidak ingin memanjakan anak-anak, tetapi menemani mereka dengan bijaksana melalui 70 atau 80 jam seminggu mereka," sebut Ricken.
Kian matangnya materi pemain Jerman tercermin dari sederet prestasi individu yang diraih. Thomas Müller berhasil merengkuh Sepatu Emas di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan pada usia 20 tahun. Sementara itu, Manuel Neuer terpilih sebagai Kiper Terbaik Dunia tiga kali berturut-turut antara 2013 dan 2015.
Pada 2013, FC Bayern Munich dan Borussia Dortmund bertemu di final Liga Champions UEFA di Stadion Wembley. Itu merupakan final all-Jerman pertama. Setahun kemudian, Jerman menyegel trofi Piala Dunia 2014, usai menundukkan Argentina di Estadio do Maracana.
Di musim 2021/2022, sederet nama talenta muda lokal Jerman maupun pemain asing mewarnai jalannya Bundesliga. Penonton akan dibuat terkesima dengan aksi-aksi menawan para bintang muda, seperti pemain tengah berbakat Borussia Dortmund Jude Bellingham. Pemain yang satu ini merupakan momok bagi pemain belakang lawan. Terbukti dari statistik, ia telah memenangkan 117 perebutan bola di Bundesliga 2021/2022, serta mencetak 3 gol dan 6 assist bagi Dortmund di Bundesliga dan Liga Champion.
![]() |
Di Bayern Munich, Jamal Musiala yang mencuri perhatian berkat 6 gol dan satu assist-nya di Bundesliga musim lalu, dan menjadi pencetak gol termuda sepanjang sejarah Muenchen,
Selain itu, ada juga pemuda AS Gio Reyna yang menunjukkan penampilan impresif bersama Dortmund musim lalu, mengoleksi 4 gol dan 6 assist pada musim pertamanya di Bundesliga. Jebolan akademi Borussia Dortmund, Yousofa Moukoko yang memegang rekor sebagai pemain termuda Bundesliga sepanjang sejarah juga tak boleh luput dari perhatian publik sepak bola dunia. Moukoko kini memegang rekor sebagai pencetak gol termuda di Bundesliga, pada usianya 16 tahun 28 hari, saat Dortmund menekuk Union Berlin 2-1 bulan Desember 2020.
Nama lainnya yang siap memukau fans sepak bola dunia, adalah gelandang serang Bayer Leverkusen, Florian Wirtz. Ia merupakan sosok yang berperan penting dalam kemenangan Jerman U21 di Euro 2021, lewat determinasi tinggi di tiga pertandingan babak knockout, dan sumbangan 2 gol kemenangan Jerman atas Belanda di semifinal.
Melihat ulasan di atas, tak salah jika dikatakan Bundesliga merupakan kompetisi sepak bola terfavorit bagi talenta muda berbakat dunia. Oleh sebab itu, setiap pekan pertandingan Bundesliga sangat sayang untuk dilewatkan. Bundesliga adalah liga sepak bola dengan skor tertinggi di Eropa dan menawarkan permainan mendebarkan setiap akhir pekan. Dengan klub-klubnya yang unik, pengembangan pemuda yang ekstensif, dan inovasi yang sangat teknis, ia menawarkan sepakbola sebagaimana mestinya.
Saksikan Bundesliga yang disiarkan secara langsung lewat partner Bundesliga di Indonesia dan memiliki hak siar untuk menyiarkan setiap pertandingan. Sertakan juga hashtag #YouAreTheBundesliga pada postingan sosial media setiap menonton pertandingan! (adv/adv)