Garuda kehilangan investor sejak bulan Juli, setelah kompetisi Indonesia Basketball League (IBL) musim ini berakhir. Keuangan tim pun kolaps.
Kabarnya tiga bulan terakhir para pemain sudah tak mendapatkan uang saku. Manajemen klub menyebut tengah berupaya mencari investor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah bulan Juli 2016 kami berupaya untuk menghidupi diri sendiri dengan Nusantara Tour, yang sekaligus upaya mencari sponsor dan investor.
Usaha untuk mencari investor tidak gampang karena belum ada kepastian liga yang menjadi panggung dari klub kami," tutur dia.
Dari perhitungan manajemen, klub masih bisa bertahan setidaknya hingga pertengahan November nanti. Itupun sudah ditambah dengan rencana pemasukan dari transfer dua pemain top yang masih dirahasiakan namanya.
Beberapa pemain yang enggan disebut namanya mengatakan mereka sudah tak mendapatkan uang saku selama tiga bulan. Untuk makan dan akomodasi masih menjadi tanggungan tim.
"Kalau buat jajan masih ada saving money. Kadang terbantu juga dari beberapa teman yang dapat job di tempat lain, mereka sharing penghasilan dengan kami," tutur salah satu pemain.
Manajemen Garuda juga masih mengaharapkan subsidi dari operator liga, Starting 5, yang menjanjikan subsidi senilai Rp 350 juta tapi baru dibayarkan Rp 100 juta.
Sementara itu, sampai saat ini kelanjutan IBL memang masih tanda tanya. PP Perbasi mengisi kekosongan dengan menggelar Perbasi Cup. Karena jadwal berbenturan dengan Nusantara Tour, Garuda dipastikan absen dari ajang yang dihelat pada 23-29 Oktober. (fem/din)