Adalah kemenangan 121-106 atas Oklahoma City Thunder di gim kelima yang digelar America Airlines Center, Jumat (22/6) pagi WIB yang memastikan titel untuk Heat musim ini dan secara keseluruhan mereka menang 4-1 dalam sistem best of seven.
Kegembiraan tentunya untuk Heat mengingat gelar juara tahun ini bisa dibilang menuntaskan rasa penasarannya musim lalu, ketika mereka nyaris mendapatkan cincin kedua (setelah tahun 2006), tapi kalah 2-4 dari Dallas Mavericks.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi kalau bukan soal titel juara karena sejak debutnya di tahun 2003 bersama Cleveland Cavaliers, James tak memiliki yang satu itu. Tiga gelar MVP di musim reguler yang sudah direbutnya yakni 2009, 2010 dan 2010, delapan kali masuk All-Star serta dianggap sebagai titisan Michael Jordan, tak membuat James dianggap benar-benar sebagai bintang.
James kerap diolok-olok dan dikritik keras karena dinilai sebagai pemain yang tak punya mental juara plus pribadi yang egois. Apalagi keputusannya pindah ke Miami tahun lalu banyak dikomentari miring yang menganggap James hanya ingin mencari materi semata dan membautnya dicap pengkhianat oleh fans Cavaliers.
Kekalahan Heat di final musim lalu seperti kian menjatuhkan James ke dasar jurang paling dalam, karena impiannya sekali lagi kandas dan kritikan pun kian tajam mengarah kepadanya. Final tahun lalu adalah final keduanya di NBA setelah pada 2007, Cavaliers kalah 0-4 dari San Antonio Spurs.
Tapi tahun ini James benar-benar menuntaskan rasa penasarannya selama sembilan tahun plus membungkam kritik para LeBron Haters, lewat sebuah penampilan cemerlang di laga final kontra Thunder. Sempat tertinggal di gim pertama, Heat dibawanya menyapu bersih empat laga setelahnya untuk memastikan raihan gelar juara.
Kegembiraan jelas terpancar dari wajah James di mana pebasket 27 tahun itu saat kuarter keempat laga pagi tadi tersisa tiga menit. Di bench James melompat-lompat, tertawa bahagia dan memeluk satu per satu rekan setim serta staf pelatih.
Kekalahan musim lalu yang membuatnya terpuruk begitu dalam sepertinya sudah memberi pelajaran berharga bagi ayah dua anak itu. James pun berubah drastis musim ini dan ia tak lagi jadi pemain yang egois dan terlihat sombong.
"Hal yang terbaik yang pernah kurasakan adalah kekalahan di final (tahun 2011) dan aku bermain dengan caraku sendiri," tukas James.
"Anda tahu aku sudah mengimpikan hal ini sejak lama, termasuk kemarin malam dan hari ini. Mimpiku akhirnya menjadi kenyataan sekarang dan ini perasaan terbaik selama hidupku."
Maka di ujung musim NBA kali ini, tak ada orang yang lebih bahagia daripada James di America Airlines Center semalam. Setelah penantian yang cukup panjang dan terpuruk musim lalu, James bangkit kembali musim ini untuk menyematkan cincin NBA di jarinya.
Selamat James!
(mrp/din)