Dreya akan menemani "saudaranya", Indonesia Warriors, yang tak pernah absen sejak ABL pertama kali dihelat di musim 2009/2010. Sebelumnya Indonesia Warriors masih memakai nama Satria Muda Britama di dua edisi pertama.
Laskar Dreya Sumsel adalah merger dua klub bola basket di tanah air, yaitu Dreya Indonesia dan Hang Tuah IM Sumatera Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Begitu ditawari, kami terus berhubungan dengan Pak Ridi Djajakusuma (Chief Operating Officer ABL), sampai akhirnya kami resmi masuk ABL. Prosesnya tidak lama kok," tutur Eko dalam perbincangan dengan detiksport baru-baru ini.
Perihal Dreya kemudian ber-merger dengan Hang Tuah, yang saat ini juga bermain di NBL Indonesia, Eko menjelaskan bahwa mereka punya visi yang sama terutama dalam pembinaan bola basket sejak usia dini.

"Kami tak punya banyak waktu untuk melakukan penjajakan tim. Kami kemudian disodori Hang Tuah, dan kebetulan satu visi dengan kami, yaitu komitmen melakukan pembinaan. Bagi Hang Tuah, bermain di ABL bisa menambah jam terbang dan pengalaman bertanding para pemainnya, serta meningkatkan kemampuan bermain mereka di NBL,” tutur Eko.
Untuk menghadapi musim debutnya di ABL ini Laskar Dreya akan memilih dua kota untuk menggelar pertandingan kandangnya. Satu yang sudah pasti adalah GOR Jakabaring, Palembang. Sedangkan yang di Jakarta masih ada dua pilihan: Hall Basket Senayan atau Britama Arena di Kelapa Gading.
"Kami sudah membuat program persiapan-persiapan, termasuk merekrut pemain-pemain baru dan asing. Begitu NBL selesai (14 Juni), kami akan langsung tancap gas," tukas Eko.
Tentang target di musim pertamanya di kompetisi antarklub se-Asia Tenggara ini, Laskar Dreya langsung mengusung sasaran yang cukup tinggi. “Kami ingin lolos playoff," ucap Eko.
Selain Laskar Dreya dan Indonesia Warriors, kompetisi ABL musim ini juga akan diikuti HiTech Bangkok City (Thailand) yang juga merupakan tim debutan, Saigon Heat (Vietnam), Malayisa Dragons (Malaysia), dan juga Singapore Slingers (Singapura).
(cas/a2s)