Berawal dari sekadar hobi bermain basket, Eko akhirnya mendirikan Dreya pada tahun 2011. Pendirian klub basket ini juga boleh dibilang tidak sengaja.
Eko dkk. yang kalah saat beradu dungeon tim lain, lantas membayar beberapa pemain profesional dalam laga tanding ulang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sering mencari keringat dengan basket, Eko pun lantas ditawari oleh salah seorang wasit untuk membuat klub. Klub itulah yang akhirnya dinamai Dreya.
Dengan merekrut beberapa pemain jadi, pada awalnya Dreya juga cuma diperkuat pemain-pemain futsal yang 'dipaksa' bermain basket.
"Pada awalnya anak-anak shoot saja tidak bisa, sering air ball. Tapi, kami latih perlahan-lahan sampai akhirnya bisa," ungkap Eko dalam perbincangan dengan detikSport.
Setelah Dreya berdiri, keinginan untuk berkompetisi pun hadir. Akhirnya, mereka mendaftar di kompetisi divisi II Perbasi Provinsi DKI Jakarta.
Dalam tiga tahun, perkembangan positif mereka tunjukkan. Sukses naik tingkat ke divisi dari divisi dua tingkat provinsi, Dreya bahkan mampu menjadi juara.
Untuk menjadikan Dreya tim jagoan, Eko mengaku bahwa dirinya sudah mengeluarkan uang yang tak sedikit.
"Biaya operasional Dreya sebulan sekitar Rp 40 juta, untuk klub sekelas divisi I itu cukup tinggi. Klub ini sudah berjalan selama 3 tahun, jadi kira-kira saya sudah habis sekitar Rp 1 miliar lebih," ucap Eko.
Eko pun lantas sadar bahwa konsep pengelolaan klub dengan membeli pemain jadi merupakan suatu hal yang salah. Oleh karena itu, dia mulai mendirikan akademi untuk mencetak pemain sendiri.

"Kalau diceritakan awalnya lucu sekali, Dreya cuma punya murid lima, tiga di antaranya anak kami (para pemiliknya)," ungkap Eko sambil tertawa.
"Tapi, akhirnya kami bisa menjalin kerja sama dengan Raffles International School hingga anak didik kami akhirnya berjumlah 40 orang.
"Bergabungnya klub basket Gading Muda, membuat jumlah murid kami sekarang menjadi 150 orang," imbuhnya.
Eko cuma mempunyai satu tujuan dengan mendirikan Dreya. Menghasilkan pebasket handal untuk tim nasional Indonesia adalah niatnya.
Dreya saat ini tengah menapaki babak baru di ajang kompetisi yang mereka ikuti. Melakukan merger dengan klub NBL Hang Tuah IM Sumsel, mereka bakal menjadi wakil Indonsia di ajang ASEAN Basketball League (ABL) dengan nama Laskar Dreya Sumatera Selatan.
(cas/a2s)