Kekalahan 84-107 di AT&T Center pagi tadi memaksa Heat harus rela kehilangan titel juaranya ke tangan Spurs. Ini artinya, Heat gagal mewujudkan 'Three-Peat' usai dua musim belakangan keluar sebagai kampiun.
Pada rangkaian final best of seven ini, Spurs memperlihatkan dominasinya atas Heat usai di musim lalu dipaksa gigit jari. Dalam lima pertandingan, Spurs memiliki margin 74 poin dari Heat. Selisih ini merupakan yang terbesar dalam sejarah Final NBA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anda tahu, tadi adalah permainan yang tidak mementingkan diri sendiri. Mereka bergerak, memotong, mengoper, Anda melempar bola, Anda merebut bola. Tapi itu semua untuk tim dan tidak pernah memikirkan soal individual."
"Itu adalah merek dari (permainan) bola basket. Mereka adalah tim yang jauh lebih baik," sahut empat kali MVP musim reguler itu.
Pelatih Heat, Erik Spoelstra hanya bisa memuji Spurs yang sepanjang final selalu garang.
"Anda benar-benar harus memberi kredit untuk penyerangan mereka. Tadi adalah permainan bola basket yang indah, pergerakan bola, pergerakan pemain, bola basket yang tidak egois, dan memanfaatkan banyak hal yang menjadi kekuatan kami," kata Spoelstra.
"Segalanya sepertinya begitu pas di waktu yang tepat untuk mereka," imbuh dia.
(rin/krs)