Srikandi Cup musim ini diramaikan Merpati Bali, Flying Wheel Makassar, GMC Cirebon, Tenaga Baru Pontianak, Sahabat Semarang, Tanago Jakarta, dan pendatang baru Scorpio Jakarta.
Juara bertahan, Surabaya Fever, absen tahun ini. Begitu pula, semifinalis Merah Putih Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perubahan juga dibuat untuk sistem kompetisi. Jika sebelumnya berupa turnamen, kali ini menggunakan sistem kompetisi penuh.
"Musim ini format kami berganti menjadi liga. Absennya juara bertahan Surabaya Fever dan Merah Putih Jakarta memberi pengaruh terhadap peta persaingan musim ini. Tapi, tidak lantas membuat kualitas liga akan menurun, justru sebaliknya musim ini terbilang musim yang kompetitif," kata Deddy dalam rilis kepada detikSport.
"Contohnya, hadirnya Scorpio Jakarta yang memiliki pemain berpengalaman yang kembali memperkuat klub asalnya. Demikian dengan GMC Cirebon yang ditangani pelatih asing asal Korea. Perputaran rotasi pemain baru di beberapa tim juga harus dipehitungkan," ujar dia.
"Untuk liga sendiri, musim ini kami menyediakan livestreaming dan mengikat kerja sama selama tiga tahun dengan LiGR penyedia grafis statistik asal Australia. Semoga hal ini bisa memuaskan pecinta Srikandi Cup di seluruh Indonesia dan juga untuk rekan-rekan media khususnya untuk memperdalam tulisan dengan data yang kami sediakan," Deddy menambahkan.
Menyambut kerjasama dengan Srikandi Cup, LiGR yang diwakili Co Founder, Luke Mc Coy, menjamin kemasan grafis yang dinamis dan untuk membantu sisi komersil Srikandi Cup.
"Merupakan suatu kehormatan LIGR bisa bekerjasama dengan Srikandi Cup. Ini merupakan kali pertama LiGR mengenalkan layanannya kepada konsumen di luar Australia. Fokus kami adalah mengemas pertandingan-pertandingan Srikandi Cup dengan kemasan grafis yang konsisten, serta mengembangkan aspek komersial," ujarnya.
Srikandi Cup bergulir dalam tiga seri. Dari Bali kemudian berlanjut di Jakarta lantas bablas ke Semarang. Untuk babak playoff kemungkinan bessar bergulir di Pontianak.