Test Event Venue FIBA World Cup Tunggu Persyaratan FIBA

ADVERTISEMENT

Test Event Venue FIBA World Cup Tunggu Persyaratan FIBA

Mercy Raya - Sport
Kamis, 09 Mar 2023 19:50 WIB
Foto udara proyek pembangunan Indoor Multifunction Stadium di Kompleks GBK, Senayan, Jakarta, Selasa (27/9/2022). Pembangunan stadion seluas 30.720 meter persegi dengan kapasitas pengunjung sebanyak 16.500 orang dengan anggaran Rp 639,1 miliar tersebut ditargetkan rampung pada Juni 2023 untuk mendukung pelaksanaan Piala Dunia Basket (FIBA) 2023 mendatang. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.
Foto: ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA
Jakarta -

Panitia pelaksana Piala Dunia Basket 2023 masih menunggu persyaratan dari FIBA terkait test event venue Indoor Multifunction Stadium (IMS) di kawasan Gelora Bung Karno (GBK). Saat ini mereka sudah siapkan dua opsi.

Indonesia menjadi salah satu tuan rumah FIBA World Cup 2023 bersama Filipina dan Jepang. Event ini akan digelar pada 25 Agustus sampai 10 September.

Sebelum single event bola basket terbesar di dunia itu digelar, Indonesia rencananya akan melakukan uji coba lebih dulu terkait kesiapan venue, juga kepanitiaannya. Rencananya, test event itu dilakukan pada Juni mendatang.

Akan tetapi, uji coba tersebut belum diputuskan terkait format pertandingan yang akan diterapkan. Panitia Pelaksana FIBA World Cup 2023, Junas Miradiarsyah, menyebut saat ini pihaknya masih akan berdiskusi dan meminta approval dari FIBA terkait persyaratan test event tersebut.

"Artinya apakah cukup beberapa hari saja, atau perlu mengadakan full turnament. Ini yang masih kami bicarakan," kata Junas saat ditemui di kawasan Senayan, pada Kamis (9/3/2023).

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat, secepatnya kami dapat clue, misalnya 'oke test event cukup di hari weekend saja, asalkan semua terkait operasional, penonton, keamanan, dapat dilakukan hanya tiga hari'. Ya, tinggal kami konsultasi ke Perbasi apa saja pertandingan, apakah Timnas atau apa, kami belum tahu," dia menjelaskan.

Sementara jika ingin full turnament, sebut Junas, formatnya bisa saja berlangsung selama satu pekan, dengan bentuk ekshibisi.

"Kalau FIBA bilang cukup dalam waktu pendek saja yang penting semua dapat dijalankan dengan baik, maka ekshibisi cukup. Tapi kalau melihat durasi panjang, maka turnamen menjadi salah satu yang perlu dilakukan," ujar Junas yang pernah menjadi Ketua Panitia Pelaksana FIBA Asia Cup 2022 ini.

"Atau hal lain yang juga bisa menjadi bagian opsi yaitu IBL menjadi bagian dari test event. Ya, mudah-mudahan kalau memungkinkan kita bisa jadi bagian dari test event ini, karena dampaknya pasti bagus untuk liganya, operasionalnya, market-nya, karena 16 tim ini pasti lebih kompleks, tapi saya belum tahu (seperti apa)."

"Sebab, penggunaan fasilitas itu perlu koordinasi lebih lanjut dengan pemerintah, pengelolanya, kita lihat nanti. Tetap keputusan akhir ada di tangan kita. Paling penting waktu kita punya rencana ini apakah IBL atau turnamen lain, atau eksibisi, FIBA akan tandai item-item yang masuk dalam aspek assement," Junas mempertegas.

(mcy/aff)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT