Verstappen mendapatkan banyak kritikan usai menjalani balapan di Spa-Franchorchamps akhir pekan kemarin. Driver Red Bull itu terlibat sejumlah insiden pada balapan di mana dia finis di posisi 11 tersebut.
Selepas start, Verstappen terlibat kecelakaan dengan dua pebalap Ferrari, Kimi Raikkonen dan Sebastian Vettel. Insiden ini membuat Verstappen dan Raikkonen mengalami kerusakan pada sayap depan, sementara Vettel melintir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situasi itu alhasil membuat Raikkonen terjepit hingga akhirnya bersenggolan dengan dua mobil di kedua sisinya. Belakangan, Raikkonen dan Verstappen terlibat insiden lainnya, setidaknya dua kali di trek lurus.
Salah satu yang paling disoroti adalah ketika Raikkonen menggunakan DRS untuk menyusul Verstappen dari sisi luar, dan berhasil melewati mobil rivalnya itu sepenuhnya. Namun Verstappen melakukan late braking, memaksa Raikkonen melaju ke luar lintasan. Mobil keduanya sedikit bersenggolan akibat manuver ini, di mana Verstappen juga sedikit keluar lintasan.
Villeneuve menyebut aksi Verstappen berlebihan. Tapi yang membuatnya kian tajam menyoroti pebalap 18 tahun itu adalah sikapnya usai balapan tersebut.
"Itu sungguh terlalu berlebihan. Start adalah balapan. Manuver itu terlalu berlebihan, tapi ini adalah balapan. Karena setiap pebalap ahli, itu seperti GP2, Anda tahu bahwa kalau masuk jalu dalam maka akan ada insiden. Karena tidak ada cukup ruang. Anda tahu itu," kata Villeneuve dikutip Motorsport.
"Kebanyakan kalau Anda punya start buruk, terima saja. Tapi itu bukanlah hal buruknya, melainkan setelah itu. Dia komplain soal pebalap lain: 'Mereka menghancurkan balapan saya'."
"Rileks, rileks. Anda tahu Anda mengambil risiko besar dan itu tidak berhasil. Anda menghancurkan balapan mereka dan menghancurkan balapan Anda sendiri. Itu tak masalah. Begitulah hidup."
"Tapi apa yang dia lakukan setelahnya itu tidak bisa diterima. Apa yang dia lakukan terhadap Kimi dua kali di lintasan lurus dan juga ke Vettel. Tenanglah. Anda bisa membunuh seseorang," tambahnya.
Juara dunia tahun 1997 itu menilai ada semacam perlindungan dari FIA, penyelenggara ajang balap F1, untuk Verstappen. Dia menduga FIA ingin menjaga citra pebalap termuda yang memenangi GP itu sebagai sosok yang mengejutkan dan bombastis.
"Persoalannya adalah FIA, karena tampaknya dia mendapatkan perlindungan. Mereka mau dia menjadi seorang bintang," katanya.
"Lihatlah di Jerman. Dia berkelok-kelok di lintasan lurus, jadi Nico (Rosberg) melewatkan titik pengereman. Mereka sedikit melebar, lalu Nico dapat penalti. Untuk sesuatu yang bahkan kurang dari...dan itu bukan salahnya (Rosberg)."
"Jadi ada sesuatu yang salah. Saya tak tahu. Itu sesuatu yang membuat saya marah, tapi ya begitulah. 20 tahun lalu, seseorang bakal sudah mengikatnya di sebuah pohon," tambahnya. (raw/din)