Kemenangan yang diraih Barrichello di GP Italia, Minggu (13/9/2009) malam WIB membuat kesempatannya menjadi juara dunia musim ini cukup terbuka.
Pria yang akrab dipanggil Rubinho itu mengoleksi 66 poin, tertinggal 14 poin dari pemuncak klasemen sementara yang juga rekan satu timnya, Jenson Button. Ada pun musim ini masih menyisakan empat seri.
"Bersaing dengan rekan sendiri? Itu cukup bagus menurut saya. Artinya, saya bisa membuktikan kemampuan saya," ujar Barrichello seperti dilansir dari F1-racing.
"Untuk saya, tahun ini adalah tahun kemenangan. Saya memulai segalanya pada Januari. Kemudian Jenson mengatakan kepada saya: 'Ini mobil yang luar biasa'. Selanjutnya saya berkata kepada Jenson: 'Minggirlah, teman. Aku ingin menyetirnya'," tandas pembalap berusia 37 tahun itu.
Barrichello mengakui, banyak pertanyaan yang terlontar pada dirinya. Mengapa kesempatannya menjadi juara dunia begitu lebar hadir ketika ia bersama tim debutan Brawn, bukan saat di Ferrari--tim tradisional yang mendominasi F1?
Β "Karena di Ferrari saya harus bersaing dengan juara dunia bernama Michael Schumacher. Ia sungguh luar biasa," ujar Barrichello.
"Meski begitu, saya tidak yakin bahwa bila kami berdua sama-sama dilempar ke depan harimau, ia bisa keluar dengan selamat. Sementara, saya mungkin bisa keluar dengan selamat," kata pembalap Ferrari tahun 2000 hingga 2005 ini.
"Namun saya mengatakan ini bukan untuk mengkritik Ferrari. Saya hanya bercanda. Di Ferrari semuanya berjalan menyenangkan. Pengalaman di sana membuat kemampuan saya terasah. Apa yang terjadi sekarang ini berkat pengalaman yang saya miliki," tuntasnya.
(nar/key)