Preview GP San Marino
Senna, Schumi, dan Ferrari
Jumat, 23 Apr 2004 16:27 WIB
Jakarta - Kalau Ayrton Senna tidak tewas di tempat ini barangkali Imola tak pernah setenar ini. Sejak pembalap legendaris Brasil itu meninggal karena kecelakaan di tikungan Tamburello 10 tahun silam, GP San Marino tak pernah alpa dari mengenang-ngenang Senna.Juara dunia tiga kali itu pada kenyataannya “tidak pernah mati” di sirkuit indah ini. Setiap kali disebutkan Imola, benak orang langsung melayang kepada insiden 1 Mei 1994, tentang Senna nan brilian tapi malang itu. Sampai saat ini pun cerita-cerita masa lalu masih mengalir, meskipun — syukurlah — sudah tidak ada lagi pembalap yang mengikuti jejak Senna: ke alam baka dengan kendaraan jet darat.Tahun ini Damon Hill “mencemarkan” reputasi Senna yang fantastis itu. Entah kenapa ia harus menunggu selama satu dekade untuk mengatakan bahwa insiden Tamburello adalah akibat kecerobohan sang maestro. Kendati begitu, ucapan Hill takkan mempengaruhi Rubens Barrichello, yang tetap siap mendedikasikan kemenangannya buat pahlawan negerinya itu — kalau memang bisa juara.Ketimbang melulu soal Senna, semestinya kalangan F1mania lebih mencemaskan kemungkinan lahirnya “kematian” kompetisi Formula 1. Michael Schumacher, yang telah lima kali juara di Imola, termasuk di musim tewasnya Senna, sungguh mengkhawatirkan. Jika ia dan Ferrari-nya juara lagi — setelah tiga seri pertama berturut-turut — duh, jangan-jangan semakin banyak orang yang pesimis.Semestinya ini adalah saatnya bagi Wiliams, Renault, BAR, McLaren, dan tim-tim lain untuk mengembalikan harapan publik, bahwa persaingan memang masih ketat. Sebaiknya Patrick Head, Flavio Briatore, dan Ron Dennis mulai mewujudkan omongan mereka, bahwa jalan Ferrari menuju juara masih jauh. Schumi dan Ferrari memang tidak salah dengan begitu digjaya. Siapapun lebih memilih menang ketimbang kalah. Dan kemenangan itu akan terasa lebih manis dan indah jika diraih di depan pendukungnya sendiri. Itulah yang akan terjadi di Imola, markas Scuderia, yang bakal dipenuhi para tifosi.Di atas kertas F2004 masih akan berkuasa di seri Eropa pertama ini. Beberapa faktornya telah disebutkan di atas, yakni tuan rumah dan rapor Schumi. Di musim 2002 juara dunia enam kali asal Jerman itu bahkan membuat selisih waktu yang cukup memalukan buat rival-rivalnya.Williams masih diharapkan, setidaknya buat mengganggu determinasi Ferrari. Ralf Schumacher punya kebanggaan di sini sewaktu naik podium teratas di musim 2001. Perkembangan FW26 belakangan ini juga mengalami peningkatan. Sama seperti BAR-Honda yang mulai menggeliat ke atas bersamaan dengan performa menggoda dari Jenson Button. Pembalap muda Inggris ini diperkirakan masih akan tampil menawan.Renault juga harus memperbaiki trek rekornya di Imola. Faktanya, sejak kembali penuh ke arena F1 pada tahun 2002, tim asal Prancis ini tak pernah finish lebih baik dari posisi lima besar. Jarno Trulli, pembalap terbaik Italia saat ini, tahun lalu tercecer di urutan 13. Ia bahkan baru dua kali finish di posisi 10 besar dalam tujuh kali percobaan.Bagaimana McLaren? Ada yang bilang kali ini Kimi Raikkonen dan David Coulthard akan bisa menyelesaikan lomba. Kalaupun gagal, itu takkan disebabkan oleh daya tahan mobilnya. Ini memang sebuah harga mati yang tidak bisa ditawar lagi, bahwa rontok di tiga seri pertama adalah waktu yang lebih dari cukup untuk belajar dan memperbaikinya.Imola sendiri adalah sirkuit kesayangan bersama. Nuansa hijau alami dari gugusan pepohohan menjadi penyejuk tersendiri dari kebisingan dari jet-jet darat itu. Enzo e Dino Ferrari tidak punya banyak trek lurus, tapi tidak berarti mobil-mobil F1 tidak bisa mencapai kecepatan maksimal. Pihak Imola mengklaim mobil-mobil itu bisa melaju dengan kecepatan rata-rata 252 km/jam.Petang ini hari pertama dari tiga hari pementasan GP San Marino dimulai. Akan kita saksikan cerita macam apa yang bakal mendominasi lomba: apakah keperkasaan Schumi dan Ferrari, yang berarti alamat “celaka” buat kelanjutan F1, atau bangkitnya tim-tim lain, termasuk bersinarnya pembalap-pembalap yang tidak mengenakan kostum merah menyala. Apapun lah, asalkan bukan pengulangan tragedi Ayrton Senna. (a2s/)