Menyongsong Era Baru 'Jet Darat'

Jelang F1 2014

Menyongsong Era Baru 'Jet Darat'

- Sport
Selasa, 11 Mar 2014 16:33 WIB
Getty Images/Shaun Botterill
Jakarta -

Sejumlah perubahan hadir di F1 2014, yang mana beberapa di antaranya sudah memancing lahirnya pro dan kontra. Pembuktian apakah perubahan itu akan berujung positif akan dimulai pada akhir pekan saat musim baru mulai bergulir.

F1 disebut-sebut akan mulai memasuki era baru di tahun 2014 seiring dengan adanya setumpuk perubahan. Dari segi fisik, perubahan itu di antaranya penggunaan mesin V6 turbocharged--menggantikan mesin V8 yang sebelumnya dipakai selama periode 2006-2013, sayap depan yang lebih sempit, hilangnya beam wing belakang, dihapusnya blown diffuser, dan moncong yang lebih rendah.

Tujuan dari perubahan tersebut adalah efektivitas di sektor aerodinamika dan sistem pendinginan, kendatipun ini juga berimbas pada bentuk 'Jet Darat' yang berbeda. Secara ekstrem, hal itu dapat dilihat di bagian hidung mobil-mobil F1 2014.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari segi regulasi, sejumlah perubahan pun akan diberlakukan. Di antaranya yang acapkali jadi bahasan adalah sistem penalti--dengan diperkenalkannya penalti poin buat pelanggaran di lintasan, adanya Trofi Pole yang diberikan buat pebalap dengan jumlah pole terbanyak di akhir musim, penggunaan nomor permanen untuk seluruh pebalap, dan tentu saja sistem poin dobel dalam balapan terakhir musim 2014.

Perubahan itu disambut dengan reaksi beragam. Ada yang menilai ini bisa membuat pertarungan jadi lebih ketat dan sengit, ada pula yang memilih wait and see, dan juga ada yang langsung mengkritik.

"Kita sudah memasuki sebuah era di mana cuma peralatannya yang jadi andalan. Kini seorang pebalap tak bisa percaya kepada nalurinya untuk menekan lawannya, karena ia kini cuma menjadi sebuah elemen kecil dari mesin," komentar mantan pebalap F1 Jean Alesi di GMM pada suatu ketika.

Polemik terbesar didulang oleh sistem poin dobel di balapan terakhir. Diharapkan dapat menjaga persaingan tetap terbuka dan balapan masih seru sampai akhir, regulasi ini juga dinilai sebagian kalangan cuma dimunculkan demi membendung dominasi Red Bull dan Sebastian Vettel, sebuah kombinasi tim dan pebalap yang sukses menjadi juara empat musim terakhir.

Arena balap juga akan memunculkan wajah-wajah baru seperti Kevin Magnussen di McLaren, Marcus Ericsson di Caterham, dan Daniil Kyvat di Toro Rosso. Kamui Kobayashi juga akan kembali tampil, untuk Caterham, setelah sempat absen dari lintasan F1.

Selain itu Mark Webber takkan lagi terlihat di kokpit Red Bull karena sudah pensiun sebagai pebalap F1. Ia digantikan oleh Daniel Ricciardo yang sebelumnya membela Scuderia Toro Rosso.

Perubahan tim musim 2014 ini juga menghadirkan kombinasi menarik di kubu Ferrari, seiring kembalinya Kimi Raikkonen untuk menjadi rekan Fernando Alonso, menciptakan sebuah line-up yang terdiri dari dua pebalap yang pernah jadi juara dunia.

Posisi Kimi sendiri, di Lotus, akan digantikan oleh Pastor Maldonado yang tergeser dari posisinya di Williams oleh mantan pebalap Ferrari Felipe Massa.

Perubahan juga terjadi dalam kalender F1. Meskipun kembali akan mengetengahkan 19 balapan, kalender 2014 memunculkan nama GP Rusia dan kembalinya GP Austria sedangkan GP India dan GP Korea menghilang. Musim 2014 akan dibuka pekan ini di Australia dan berakhir di Abu Dhabi pada 23 November.

Lantas bagaimana efek dari perubahan-perubahan tersebut di lintasan nanti? Akankah Red Bull jadi kampiun lagi, atau ada yang bisa mengakhiri dominasinya? Semua akan terjawab dalam 19 seri balapan mulai dari 16 Maret sampai 23 November depan.

(krs/mfi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads