Selama menjadi pebalap utama Manor, Rio tampil dalam 12 seri Formula 1. Pebalap berusia 23 tahun itu menjadi rekan setim Pascal Wehrlein.
Dengan membela tim kecil seperti Manor, Rio tentu tak mungkin ditargetkan untuk konsisten meraih poin, apalagi naik podium atau memenangi balapan. Target realistis bagi Rio adalah mendapatkan hasil yang lebih baik daripada Wehrlein di setiap serinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
FOX Sports memberikan penilaian yang cukup positif (nilai B) untuk Rio dalam hal kecepatan saat sesi kualifikasi. Dari 12 sesi kualifikasi, Rio mengalahkan Wehrlein lima kali, yaitu di Australia, China, Monako, Azerbaijan, dan Inggris.
Akan tetapi, FOX Sports juga menyoroti lebarnya jarak antara Rio dan Wehrlein dalam kualifikasi di beberapa seri. Di kualifikasi GP Austria, Rio langsung tersisih di Q1 dan menempati posisi ke-19. Sementara itu, Wehrlein sukses menembus Q2 dan meraih posisi ke-12.
Dalam sesi kualifikasi GP Hongaria yang berjalan dalam kondisi basah, catatan waktu Rio dan Wehrlein berselisih 2,8 detik. Sementara di kualifikasi GP Bahrain selisih waktu antara kedua pebalap 1,3 detik.
FOX Sports menyebut Wehrlein selalu unggul jauh ketika mengalahkan Rio dalam kualifikasi. Sebaliknya, ketika Rio yang unggul, selisihnya hanya antara 0,1 sampai 0,2 detik.
![]() |
Untuk urusan balapan, Rio mendapatkan penilaian yang buruk (nilai E) dari FOX Sports. Dalam 12 seri, Rio tak pernah mengalahkan Wehrlein saat kedua pebalap sama-sama finis. Pencapaian terbaik Rio adalah finis ke-15 di GP Monako.
Selain itu, Wehrlein juga mendapatkan pujian setelah mendapatkan satu poin di GP Austria. Bagi tim seperti Manor, finis di zona poin adalah sesuatu yang sangat jarang terjadi.
Selain tak pernah mengalahkan Wehrlein saat sama-sama berhasil finis, Rio juga beberapa kali terpaut jauh dari rekan setimnya itu dalam balapan. Dalam balapan GP Jerman, 31 Juli lalu, Rio finis tidak kurang dari 48 detik di belakang Wehrlein.
Yang lebih mencolok adalah kejadian di balapan GP Monako pada 29 Mei. Saat itu, Rio di-overlap oleh Wehrlein sampai dua kali.
FOX Sports juga menyebut Wehrlein punya catatan waktu yang relatif stabil di sepanjang balapan. Kalaupun catatan waktunya melambat, itu lebih sering disebabkan ban yang makin aus. Sebaliknya, Rio tidak konsisten. Dia kadang-kadang secepat Wehrlein, tapi seringkali tidak menentu.
Aspek berikutnya yang dinilai oleh FOX Sports adalah kemampuan Rio dalam bertarung dengan pebalap-pebalap lain. Untuk urusan ini, Rio mendapatkan nilai D.
Rio dianggap selalu kesulitan di lap pertama setiap balapan, saat jarak antarmobil masih sangat dekat. Posisinya rata-rata hanya naik satu tingkat. Sementara itu, Wehrlein rata-rata naik 2,3 tingkat.
![]() |
Wehrlein juga secara konsisten terlibat pertarungan dengan pebalap-pebalap Sauber dan Renault. Dalam perebutan posisi dengan pebalap-pebalap lain, pebalap binaan Mercedes itu dianggap punya kemampuan yang baik dalam mempertahankan posisinya dan sulit dilewati. Sebaliknya, ketika Rio berada di depan pebalap-pebalap lain, dia cenderung lebih gampang untuk disalip.
Rio mendapatkan nilai C dari FOX Sports untuk urusan manajemen ban. Di seri-seri awal, Rio lebih unggul daripada Wehrlein dalam aspek ini dan mampu menjaga ban lebih awet. Akan tetapi, hal ini juga dipengaruhi oleh pengalaman Rio selama empat tahun di arena GP2, yang juga memakai ban Pirelli. Sementara itu, Wehrlein tak pernah berkompetisi di GP2 sehingga butuh waktu untuk menyesuaikan gaya membalapnya agar mampu menjaga ban lebih awet.
Meski punya keunggulan dalam hal manajemen ban, Rio tak bisa memanfaatkannya untuk mengalahkan Wehrlein dalam balapan. Sebaliknya, Wehrlein memperlihatkan manajemen ban yang lebih baik dari seri ke seri. Finis kesepuluh di GP Austria juga tak terlepas dari kemampuan Wehrlein menjaga satu set ban soft bertahan sepanjang 47 lap.
(mfi/cas)