Pekan lalu Liberty Media Corporation menyepakati pengambilalihan bisnis global balapan Formula 1 dari tangan CVC Capital Partners, menjadi pemilik baru dengan nilai kesepakatan mencapai Rp 57,5 triliun.
[Baca juga: Disepakati Seharga Rp 57,5 Triliun, F1 Bakal Berpindah Tangan ke Perusahaan AS]
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ditanya lebih rinci bagaimana cara meningkatkan jumlah penggemar dari kalangan lebih muda Button menjawab, "itu bukan tugas saya". Tapi ia memberi gambaran dengan betapa menariknya fenomena game Pokemon Go saat ini.
"Kemarin malam saya memfilmkan sesuatu, saya saat itu ada di pusat perbelanjaan dan mem-posting-nya. Itu adalah sesuatu yang paling mengerikan yang pernah saya lihat! Apa Anda pernah lihat film masa depan, bagaimana orang-orang bakal bersikap--itu terjadi kemarin malam. Semua orang bergegas ke satu arah, Anda tahu kenapa? Pokemon," sebutnya seperti dilansir Crash.net.
Pokemon Go adalah game mobile berbasis lokasi dan realitas tertambah (augmented reality), yang membuat para pemainnya berkesempatan menangkapi berbagai macam monster imut-imut.
"Ada sekitar dua ribu orang berjalan ke satu arah, melewati pusat belanja itu, karena ada satu Pokemon yang dapat ditangkap. Saya bahkan tak tahu kemudian harus diapakan Pokemon itu. Apa Anda bisa mendapat uang? Atau hadiah? Coklat? Anda pasti mau kalau diimingi coklat. Ayolah! Apa F1 tidak lebih menarik daripada itu? Harusnya iya, saya pikir begitu!" ujar Button.
"Kalau banyak orang bisa dibuat tertarik untuk melemparkan sesuatu kepada titik kuning yang tidak benar-benar ada--Anda kan tidak sungguh-sungguh bisa menyentuhnya--saya pikir kami bisa membuat F1 lebih baik daripada sekarang," tuturnya.
(krs/nds)