Rencana Singapura mundur sebagai salah satu tuan rumah balapan F1 muncul langsung dari Bernie Ecclestone. Supremo F1 itu mengungkapkan hal tersebut saat melakukan wawancara dengan majalah terbitan Jerman, Auto Motor Und Sport.
"Lihat apa yang sudah kami lakukan pada Singapura. Ya, balapan di sana membuat Singapura mengeluarkan uang sangat banyak, tapi kami juga memberi mereka banyak uang," ucap Bernie.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Singapura mulai menjadi salah satu tuan rumah F1 sejak 2008 silam. Mereka langsung jadi perhatian dunia karena berani menggelar balapan di tengah jalan dan dilakukan pada malam hari. Singapura sudah memperpanjang kontrak untuk durasi lima tahun pada 2012 lalu. Itu artinya kontrak mereka saat ini akan habis pada 2017.
Tapi biaya untuk menggelar hajatan itu memang sangat mahal. Biaya melangsungkan satu seri F1 yang harus dikeluarkan Singapura adalah US$ 105,04 juta (sekitar Rp 1,5 triliun). Dari angka tersebut sebanyak 60%-nya didanai oleh pemerintah Singapura
Beberapa alasan yang mendorong Singapura memikirkan untuk menyudahi kontraknya adalah makin menurunnya jumlah penonton yang datang langsung ataupun yang menyaksikan melalui tayangan televisi. Atas alasan yang sama, GP Malaysia juga dikabarkan akan menyudahi kesepakatannya sebagai tuan rumah balapan 'Jet Darat'.
Pada tahun pertama Singapura menggelar balapan F1, jumlah penonton yang datang per hari berjumlah 100.000 orang. Namun setekah itu jumlahnya terus menurun hingga akhirnya mencapai angka 73.000 orang per hari tahun ini - menurun dari tahun lalu yang mencapai 87.000 orang per hari. (din/krs)