Setelah selesainya proses pembelian saham mayoritas F1 oleh pemilik perusahaan raksasa media massa, Liberty Media, dari CVC Capital Partners, tampuk kepemimpinan juga beralih. Bernie mendapatkan tawaran sebagai penasihat direksi, sedangkan kursi CEO diserahkan kepada Carey.
Carey akan dibantu oleh mantan F1 team principal, Ross Braw, dan mantan wakil presiden ESPN Sean Bratches. Ross Brawn akan menjabat sebagai direktur olahraga dan teknik, sedangkan Bratches menduduki jabatan sebagai direktur pelaksana komersial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bernie adalah sosok one man show di F1. Cara itu sudah tak lagi tepat di masa sekarang. Pengambilan keputusan tidak seefektif kebutuhannya. Jelas itu harus ditingkatkan," kata Carey dikutip dari BBC.
"Kami bergelut dengan olahraga yang punya respek yang tinggi terhadap kebutuhan energi dan inovasi. Sederhananya begini, selama ini F1 mengatakan 'tidak' padahal saat ini sudah harus bilang 'ya'. Kami harus menemukan cara baru agar olahraga ini terus berkembang, eksis, dan membuat publik tertarik serta antusias." ujar pria Amerika Serikat 62 tahun itu.
Dia menyadari risiko yang ada di depan mata dengan perubahan itu, termasuk Bernie yang tak akan senang dengan cara-cara yang akan diambilnya.
"Ini akan sulit diterima oleh Bernie. Dia sudah menjalankan ajang ini sepanjang hidupnya dan saya respek kepadanya. Makanya saya menawarkan posisi baru buat dia," ujar Carey.
Carey menyebutkan Liberty Media memiliki rencana besar untuk mengembangkan f1 di seluruh dunia. Dia juga bilang kalau...
- F1 itu unik, ikonik, dan sudah menjadi tontonan global.
- Olahraga yang tak berkembang dalam beberapa tahun terakhir dan Liberty optimistis mampu mengembangkannya dengan teknologi baru.
- Liberty akan mempertahankan race bersejarah dan menjadikan Eropa sebagai pondasinya.
- Liberty optimistis olahraga ini masih bisa berekspansi dengan menambah event di Amerika Serikat.
- Liberty akan menggenjot promosi F1 sebagai ajang F1 ataupun sebagai masing-masing race.
- Grand Prix Inggris berpotensi masih bisa digelar lagi setelah 2019.
(fem/krs)