Mulai musim 2015, McLaren tak lagi bekerja sama dengan Mercedes dan memutuskan untuk kembali menggunakan mesin Honda. Meski punya pebalap sekaliber Fernando Alonso, McLaren-Honda kesulitan untuk bersaing dengan tim-tim lain.
Alonso dan Jenson Button tak sekali pun naik podium, apalagi memenangi balapan, dalam dua musim terakhir. McLaren cuma mencetak total 27 poin pada 2015 dan 76 poin pada tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena masalah itulah, McLaren tak bisa memaksimalkan dua tes pramusim di Barcelona. Mobil mereka berkali-kali bermasalah sehingga banyak waktu terbuang untuk perbaikan. McLaren juga tak bisa melakukan simulasi balapan seutuhnya.
Sebagai gambaran, McLaren yang musim ini mengandalkan duet Alonso dan Stoffel Vandoorne cuma melahap total 425 lap selama delapan hari tes pramusim. Bandingkan dengan Mercedes yang mampu mencapai 1.096 putaran.
"Kami hanya memiliki satu masalah: mesin. Tak ada realibilitas dan tidak ada tenaga. Saya pikir kami lebih lambat 30 km/jam di setiap lintasan lurus," ujar Alonso belum lama ini.
Racing Director McLaren, Eric Boullier, mengakui bahwa kondisi ini bisa membuat timnya ditinggal Alonso, yang kontraknya akan habis pada akhir musim ini.
"Dia ingin kompetitif karena dia punya talenta untuk ditunjukkan kepada dunia dan dirinya sendiri," ujar Boullier kepada AS.
"Dan kami harus kompetitif untuk membuat dia tetap bahagia. Jika kami kompetitif, dia akan gembira dan jika tidak dia akan membuat keputusannya sendiri," katanya.
Ditanya apakah timnya akan mampu memenangi balapan pada tahun ini andai masih memakai mesin Mercedes, Boullier menjawab: "Saya pikir iya. Ya, kami akan kembali menang," katanya.
(mfi/raw)