Autosport mencatat bahwa Renault, Red Bull, dan Toro Rosso --pemakai mesin R.E.17 -- mendapatkan ekstra 300 penalti grid terkait mesin dibandingkan mobil-mobil Mercedes dan Ferrari. Tak mengherankan tiga tim tersebut amat banyak mengalami gagal finis sepanjang 2017.
Red Bull sendiri 13 kali gagal finis, meski tak semuanya berkaitan mesin. Jika ditotal, seluruh pemakai mesin Renault 35 kali tak menuntaskan balapan. Bos tim Renault Cyril Abiteboul mengakui persoalan keandalan mesin ini mencoreng muka pabrikannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu adalah kombinasi dari mesin yang benar-benar baru dan oleh karena itu kekurangan uji jarak tempuh mesin selama musim dingin. Kami menemukan sejumlah masalah di tes musim dingin dan juga beberapa di awal musim, yang mana sangat telat untuk bereaksi dan menerapkan perbaikan."
"Belakangan di jalannya musim, kami sedikit bermain api dengan membuka mode performa yang baru, yang punya sejumlah dampak terhadap reliabilitas, dan kami juga punya isu di mana ada ukuran pendinginan mesin yang sulit diikuti sejumlah tim."
"Soal reliabilitas ini melukai kami dan citra serta reputasi kami, jadi jelas persoalan tersebut adalah sesuatu yang akan kami tingkatkan tahun depan tanpa kompromi," imbuhnya. (raw/yna)