Maria Londa Si Jagoan Lompat Jauh Indonesia di Asian Games 2018

Penampilan Londa di Incheon Stadium pada 29 September 2014 membetot perhatian publik. Di luar dugaan, Londa yang lepas dari radar penghitung proyeksi medali, berhasil meraih emas untuk kontingen Indonesia.
Londa melompat sejauh 6,55 meter. Angka baru Londa. Juga emas ketiga untuk kontingen Merah Putih.
Kini, Londa ditunggu tugas serupa. Dia, yang sudah jagoan, diharapkan mempersembahkan emas lagi. Masih di nomor yang sama; lompat jauh.
Bedanya, Londa akan tampil di hadapan banyak orang yang dikenalnya, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Londa tak mengingkari kian mendekati hari H, tekanan semakin besar. Bukan apa-apa, setiap hari ada saja yang menanyakan target kepadanya.
Dibiasakan berjalan kaki ke mena saja sejak usia 5 tahun, Maria memiliki kaki berotot saat masih bersekolah dasar. Rutinitas itu membuat seorang pelatih atletik di Bali kepencut untuk mendidiknya menjadi anak asuh. Pelatih itu, Ketut Pageh.
Sejumlah pilihan nomor atletik disodorkan kepada Maria. Tanpa ragu dia menyebut ingin menekuni lompat jauh.
Setelah berlatih lompat jauh tiga tahun, Maria mulai mengenal lompat jangkit. Kendati bisa menjalani dua nomor itu, Maria tetap mengutamakan lompat jauh. Dari nomor lompat jauh itu pula, Maria menjadi yang terbaik di Asia. Dia berhasil meraih medali emas Asian Games 2014 di Incheon. Kini, Maria menjadi andalan Indonesia untuk tampil di Asian Games 2018.
Penampilan Londa di Incheon Stadium pada 29 September 2014 membetot perhatian publik. Di luar dugaan, Londa yang lepas dari radar penghitung proyeksi medali, berhasil meraih emas untuk kontingen Indonesia.
Londa melompat sejauh 6,55 meter. Angka baru Londa. Juga emas ketiga untuk kontingen Merah Putih.
Kini, Londa ditunggu tugas serupa. Dia, yang sudah jagoan, diharapkan mempersembahkan emas lagi. Masih di nomor yang sama; lompat jauh.
Bedanya, Londa akan tampil di hadapan banyak orang yang dikenalnya, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Londa tak mengingkari kian mendekati hari H, tekanan semakin besar. Bukan apa-apa, setiap hari ada saja yang menanyakan target kepadanya.
Dibiasakan berjalan kaki ke mena saja sejak usia 5 tahun, Maria memiliki kaki berotot saat masih bersekolah dasar. Rutinitas itu membuat seorang pelatih atletik di Bali kepencut untuk mendidiknya menjadi anak asuh. Pelatih itu, Ketut Pageh.
Sejumlah pilihan nomor atletik disodorkan kepada Maria. Tanpa ragu dia menyebut ingin menekuni lompat jauh.
Setelah berlatih lompat jauh tiga tahun, Maria mulai mengenal lompat jangkit. Kendati bisa menjalani dua nomor itu, Maria tetap mengutamakan lompat jauh. Dari nomor lompat jauh itu pula, Maria menjadi yang terbaik di Asia. Dia berhasil meraih medali emas Asian Games 2014 di Incheon. Kini, Maria menjadi andalan Indonesia untuk tampil di Asian Games 2018.