Nanjak Syahdu ke Tangkuban Perahu

Pesepeda mengayuh di antara rerimbunan hutan di TWA Tangkuban Parahu. Udara sejuk sekitar 17 hingga 19 derajat celcius pada siang hari cukup meminimalisir rasa lelah dan dehidrasi pesepeda.
Melintasi hutan tropis yang basah dan penuh oksigen menjadi pengalaman tersendiri bagi pesepeda. Jalan menanjak seolah hanya fatamorgana.
Melintasi jalan berkelok dengan dengan gradien jalan 12 hingga 14 persen. Gradien jalan merupakan tingkat kemiringan dengan membagi perbedaan ketinggian dengan panjang horizontal.
Mengayuh pedal di bawah bayangan pohon pinus di kawasan Tangkuban Parahu. Pesepeda hobi dan enthusiast menikmati setiap kayuhan dengan syahdu dan tidak terburu-buru.
Untuk mencapai Kawah Ratu dari pusat kota Bandung melalui Lembang, pesepeda perlu menghabiskan jarak sekitar 28 km. Jalanan menanjak hingga gradien 14 persen membuat nafas ngos-ngosan namun terhapus oleh pengalaman bersepeda yang berbeda.
Pesepeda menuruni TWA Tangkuban Parahu dengan laju yang kencang, hingga 40 km/jam. Setiap lelah dan perih tergantikan oleh senyum kebebasan saat menuruni tanjakan yang sama.
Pesepeda melintasi tanjakan terakhir di puncak Kawah Ratu TWA Tangkuban Parahu. Infrastruktur jalan yang bagus dengan kemiringan yang masuk akal membuat bersepeda ke kawasan ini selalu ramai di akhir pekan.
Gradien terakhir dengan kemiringan 14 persen menjadi pamungkas. Perlu strategi mengatur tenaga supaya bisa melewati setiap tanjakan hingga kilometer terakhir.
Membelah jalan di TWA Tangkuban Parahu yang diselimuti rerimbunan pohon hutan tropis. Suasana sejuk menyatu dengan semilir angin, ranting patah, suara burung atau serangga tanah. Hanya bising knalpot motor dan mesin mobil yang memecah kesenyapan alam.  
Berpose di depan Kawah Ratu setelah nanjak perih dengan sepeda. Tiket masuk sepeda Rp 10.000 dan pesepeda Rp 30.000. Gunung Tangkuban Parahu dengan ketinggian 2084 mdpl tersebut tercatat masih aktif. Pada April 2019, gunung ini sempat meletus dengan tinggi kolom abu 100 meter dari dasar kawah. 
Pesepeda mengayuh di antara rerimbunan hutan di TWA Tangkuban Parahu. Udara sejuk sekitar 17 hingga 19 derajat celcius pada siang hari cukup meminimalisir rasa lelah dan dehidrasi pesepeda.
Melintasi hutan tropis yang basah dan penuh oksigen menjadi pengalaman tersendiri bagi pesepeda. Jalan menanjak seolah hanya fatamorgana.
Melintasi jalan berkelok dengan dengan gradien jalan 12 hingga 14 persen. Gradien jalan merupakan tingkat kemiringan dengan membagi perbedaan ketinggian dengan panjang horizontal.
Mengayuh pedal di bawah bayangan pohon pinus di kawasan Tangkuban Parahu. Pesepeda hobi dan enthusiast menikmati setiap kayuhan dengan syahdu dan tidak terburu-buru.
Untuk mencapai Kawah Ratu dari pusat kota Bandung melalui Lembang, pesepeda perlu menghabiskan jarak sekitar 28 km. Jalanan menanjak hingga gradien 14 persen membuat nafas ngos-ngosan namun terhapus oleh pengalaman bersepeda yang berbeda.
Pesepeda menuruni TWA Tangkuban Parahu dengan laju yang kencang, hingga 40 km/jam. Setiap lelah dan perih tergantikan oleh senyum kebebasan saat menuruni tanjakan yang sama.
Pesepeda melintasi tanjakan terakhir di puncak Kawah Ratu TWA Tangkuban Parahu. Infrastruktur jalan yang bagus dengan kemiringan yang masuk akal membuat bersepeda ke kawasan ini selalu ramai di akhir pekan.
Gradien terakhir dengan kemiringan 14 persen menjadi pamungkas. Perlu strategi mengatur tenaga supaya bisa melewati setiap tanjakan hingga kilometer terakhir.
Membelah jalan di TWA Tangkuban Parahu yang diselimuti rerimbunan pohon hutan tropis. Suasana sejuk menyatu dengan semilir angin, ranting patah, suara burung atau serangga tanah. Hanya bising knalpot motor dan mesin mobil yang memecah kesenyapan alam.  
Berpose di depan Kawah Ratu setelah nanjak perih dengan sepeda. Tiket masuk sepeda Rp 10.000 dan pesepeda Rp 30.000. Gunung Tangkuban Parahu dengan ketinggian 2084 mdpl tersebut tercatat masih aktif. Pada April 2019, gunung ini sempat meletus dengan tinggi kolom abu 100 meter dari dasar kawah.