Jakarta - Icuk Sugiarto adalah juara dunia bulu tangkis pada 1983. Legenda ini merupakan salah satu pemain tunggal putra bulu tangkis Indonesia. Ini jejak langkahnya.
Picture Story
Jejak Langkah Sang Legenda Icuk Sugiarto

Perjuangan Icuk mencapai puncaknya pada tahun 1983. Dia berhasil menjadi Juara Dunia di Kejuaraan Dunia Di Coppenhagen, Denmark.Β Sejak saat itu prestasi Icuk semakin meningkat. Dalam kurun waktu antara tahun 1983-1989, Icuk menyabet sekitar 32 gelar kejuaraan.
Icuk Sugiarto saat membawa api Obor Asian Games yang dihelat di Indonesia.Β
Bermain bola billiard juga merupakan olahraga yang ia gemari.
Aktifitas di organisasi olahraga pun kini mulai dibatasi seiring dengan berjalannya waktu. Ia pun mengaku kini lebih nyaman menemani sang istri dan bermain bersama cucu. Ditambah kondisi fisik kakinya yang sering merasakan sakit saat beraktifitas terlalu berat.
Meski kini membatasi diri, kontribusi Icuk pada Bulu Tangkis tidak terhenti pasca ia pensiun pada akhir 1989.
Icuk melayani sang istri Nina, dengan memasakinya serta menyiapkan untuk sarapan bersama.
Icuk bersama sang istri menaiki motor vespa yang dibelinya pertama kali dari hasil ia mendapakan uang dari bulutangkis.
Icuk Sugiarto yang kelahiran pada 4 Oktober 1962 di Surakarta, Jawa Tengah, sejak kecil, sudah akrab dengan dunia bulu tangkis.Β Memasuki di usia senja, ia banyak menghabiskan waktunya bersama sang isrti Nina Yaroh di kediamannya yang asri dan sejuk di daerah Cisaat Sukabumi, Jawa Barat.
Icuk sudah tertarik pada bulu tangkis sejak berusia 12 tahun. Sang ayah yang merupakan seorang pensiunan Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta dari bagian Karawitan, selalu mendukung apa yang menjadi tujuan hidup Icuk, yaitu menjadi atlet bulutangkis.
Pada tahun 1974 Icuk pun dimasukkan ke dalam klub bulu tangkis pertamanya, yaitu Klub Taruna, kemudian pindah ke klub Abadi Sekolah Atlet Ragunan. Pelatih Suratman adalah orang yang pertama kali mempengaruhi gaya bermain Icuk.
Icuk Sugiarto sudah gantung raket, namun dia tetap dekat dengan dunia bulu tangkis. Prestasi dan sepak terjang Icuk menginspirasi para pebulu tangkis muda.
Usai jadi juara dunia, Icuk Sugiarto terus melebarkan sayapnya di dunia bulu tangkis dengan menjuarai berbagai turnamen bergengsi. Selain sukses di nomor individu, Icuk Sugiarto pun berjaya di nomor beregu. Dia mengantarkan Tim Indonesia juara Piala Thomas (1984), Asian Games (1982), Piala Sudirman (1989), dan SEA Games (1985 dan 1987).
Pada tahun 1983 Icuk menikah dengan Hj. Nina Yaroh, seorang atlet bulu tangkis putri nasional dari Medan, dan pada tahun 1984 pasangan tersebut dianugrahi anak pertama mereka, Natassia Octaviani Sugiarto, dan menyusul Tommy Sugiarto dan si bungsu Jauza Fadhilla Sugiarto pada tahun 1988 dan 1999.
Icuk Sugiarto adalah putra ke tiga dari tujuh bersaudara dari pasangan Harjo Sudarmo dan Ciptaningsih (alm.)
Beberapa atlet besar juga pernah lahir dari tangannya seperti Chandra Wijaya, Lily Tampi, Aras Razak, Roni Agustinus, Jefer Rosobin, Jauza Fadhilla.
Hingga saat ini ia tetap membina anak-anak menjadi patriot bangsa sebagaimana dirinya pada 1980-an, dengan membuat ISTC (Icuk Sugiarto Training Camp).
Icuk memenuhi permintaan penggemarnya untuk melakukan foto bersama di ISTC Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat.
Inilah jejak sang legenda yang kini menghabiskan waktu senja di Cisaat Sukabumi.
Ia mengaku senang menghabiskan hari tuanya di kampung yang sejuk dan segar seperti ini.Β
Icuk Sugiarto harus menggunakan bangku saat melaksanakan ibadah salat, akibat sakit yang di deritanya pada bagian syaraf kaki.