Hendri Pardede: Diabetes, Obesitas, dan Boston Marathon

Hendri Pardede (50) identik dengan dunia lari karena olahraga ini inklusif dan mudah dilakukan siapa saja. Ia memulai berlari secara konsisten sejak usia 40 tahun.
Hendri tidak sembarangan mengkonsumsi makanan, yaitu makanan yang direbus, dikukus, ditumis, dan sesekali dipanggang.
Siapa sangka, 10 tahun lalu Hendri mengalami kelebihan berat badan mencapai 94 kilogram karena pola hidup yang tidak sehat. Sejak saat itulah, Hendri perlahan merubah gaya hidupnya dengan olahraga dan nutrisi seimbang. Berat badannya saat ini 59 kilogram.
Kini, Hendri memiliki tubuh atletis meski tidak berusia muda lagi. Hendri mengatakan, penyakit diabetes yang diidapnya dulu sudah sembuh berkat gaya hidup sehat yang ia jalani. Tidak hanya berlari, Hendri membentuk ototnya dengan olahraga kalistenik dan freeletics karena latihan tersebut tidak harus di gym. Ia kerap mengunggah cara latihannya di akun Instagram miliknya.
Pria yang kerap disapa Coach Hendri ini pernah merasakan sulit untuk konsisten berlari dan hidup sehat, tetapi ia tetap termotivasi atas dukungan teman-temannya.t.
Menurut Hendri, Momen inilhah yang paling dikenangnya adalah ketika ia finish di Boston Marathon, Amerika Serikat.
Berkat konsistensinya, Hendri berhasil menamatkan berbagai perlombaan full marathon 42,2 kilometer. Momen yang paling dikenangnya adalah ketika ia finish di Boston Marathon, Amerika Serika
Boston Marathon dikenal memiliki syarat ketat bagi pelari untuk lolos kualifikasi. Hendri mengaku bangga bisa mengharumkan Indonesia dengan finish Boston Marathon plus berlari memakai sepatu buatan lokal yang dibekali teknologi pelat karbon.
Hendri sudah 3 kali lolos kualifikasi Boston Marathon. Capaian medali tahun 2021 ini ia persembahkan juga untuk mendiang sang ibunda.
Hendri ingin ilmu yang ia peroleh bisa ditransfer ke orang lain. Untuk itu, ia membuat tim Stronger Than Before dengan harapan anggotanya bisa menerapkan pola hidup yang ia jalani.
Hendri mengaku prihatin melihat banyaknya olahragawan yang sering lupa pada pola makan makanan sehat. Hendri yang belajar dari pengalaman masa lalu, mengatakan bahwa banyak orang saat ini ingin hidup sehat tapi tidak konsisten pada pola hidup sehat.
Pria kelahiran Sumatera Utara ini juga sering mengisi kelas privat berlari, seperti saat di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. Ia menekankan pentingnya running form guna menghindari cidera. Beberapa kali Hendri mengisi seminar seputar dunia lari dengan harapan bisa memasyarakatkan berlari dan hidup sehat.