Rider Repsol Honda tersebut memastikan titel juara dunia kelas primer musim ini di Motegi, Minggu (16/10/2016), dengan tiga seri sisa.
Marquez meraih kemenangan dalam balapan pada MotoGP Jepang itu sementara rider Movistar Yamaha yang jadi pesaingnya, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo gagal finis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada momen-momen tertentu saya bisa lebih menggeber, agar bisa lebih cepat. Tahun lalu saya kesulitan, ada tekanan, dan di akhir musim... saya sosok yang tangguh, tapi keraguan selalu ada. Tahun ini saya kembali lebih kuat, itu yang terpenting," ucapnya.
Kemenangan Marquez di Motegi adalah kali kelima ia naik podium teratas musim ini, sama jumlahnya dengan musim lalu kendati saat itu ia cuma menutup musim di posisi tiga.
Yang membedakan laju Marquez pada musim ini dibandingkan dengan 2015 adalah rider Spanyol berusia 23 tahun tersebut lebih konsisten meraih angka; musim lalu ia punya enam DNF sedangkan musim ini tak pernah absen menambah poin.
"Ketika itu (musim 2015) amatlah sulit. Mungkin karena berusaha memahami itu saya kehilangan kejuaraan dunia. Ketika itu saya bisa melaju cukup bagus, tapi orang-orang di tim juga bilang, 'terkadang yang paling penting adalah konsistensi'," sebut Marquez.
"Dan ketika itu saya tidak memahaminya sehingga kehilangan kejuaraan dunia. Tapi, oke, saya sudah belajar dari pengalaman dan saya menjadikannya sebagai pengalaman berharga.
"Tentu saja saya berusaha menerapkannya musim lalu tapi pada momen tertentu tetap ada risiko yang harus diambil dan dalam balapan-balapan itu saya bisa naik podium dan juga menang," tuturnya.
Dengan titel sudah di tangan, juara dunia tiga kali kelas primer itu menjamin takkan menjalani tiga seri sisa dengan santai. Justru sebaliknya, ia bakal tampil habis-habisan dan tidak menahan diri seperti sebelumnya.
"Kini saya pikir Marc Marquez yang lama akan muncul!" sebutnya.
(krs/roz)