Kejadian "bersejarah" ini terjadi pada Kamis (9/4/2009) kemarin waktu setempat di Qatar jelang dimulai seri perdana musim 2009. Rossi yang sempat menyebut Gibernau sebagai salah satu pesaing terbesarnya (sebelum era Casey Stoner) akhirnya mau berbicara, berjabat tangan, saling memeluk dan kemudian membuka kemungkinan terjalaninya tali persahabatan.
"Saya berharap bisa melihat dia, bukan melihat di depan saya (saat balapan). Tapi dalam posisi yang lebih baik lagi," ungkap Rossi seperti diberitakan MCN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepanjang musim tersebut hingga tahun 2006, Rossi dan Gibernau adalah dua musuh bebuyutan dengan kemampuan yang dianggap setara. Namun berbeda dengan Rossi, Gibernau yang tahun ini menginjak usia 36 tahun belum sekalipin jadi juara dunia dan total baru memenangi sembilan balapan.
"Saya bangga dengan apa yang saya lakukan di masa lalu dan saya pikir saya telah menjalani banyak balapan. Saya juga puas memenangi balapan di mana saya menang maupun Rossi yang menang," timpal Gibernau.
Perseteruan antara kedua pembalap dimulai saat Rossi diputuskan terkena penalti menyusul protes yang dilontarkan Gibernau dan Gresini Honda yang menyebut crew Rossi telah secara ilegal membersihkan grid sebelum balapan. Hubungan keduanya semakin menjad-jadi setelah Gibernau kembali memprotes Rossi yang dianggapnya terlalu agresif sehingga membuatnya sempat nyasar ke gravel di tikungan terakhir GP Spanyol di Jerez.
"Saya ingat banyak pertarungan sengit yang kami lalui. Olahraga ini telah berubah banyak sejak 2003, 2004 dan 2005 saat saya bertarung sangat-sangat ketat dengan Sete dan saya pikir sudah saya sudah menjalani pertarungan terberat dengannya - kadang dengan Loris (Capirossi) – tapi lebih sering dengan Sete, jadi saya gembira dan mengucapkan semoga beruntung buatnya," pungkas jagoan Fiat Yamaha itu. (din/din)