Rookie-rookie MotoGP 2015

Rookie-rookie MotoGP 2015

- Sport
Selasa, 24 Mar 2015 15:00 WIB
Rookie-rookie MotoGP 2015
Jakarta -

Ada empat rookie di gelaran MotoGP 2015. Satu rider finis ketiga di Moto2 musim lalu, dua pebalap tampil di Superbike 2014, dan satu lainnya, yang paling ramai dibicarakan, sudah melompat dari ajang Moto3.

Keempat pebalap yang akan menjalani debutnya di MotoGP ketika balapan musim 2015 mulai bergulir di Losail, Qatar, itu adalah Maverick Vinales, Loris Baz, Eugene Laverty, dan Jack Miller.

Musim lalu Vinales masih tampil di Moto2 dengan capaian finis di posisi tiga klasemen akhir. Sementara Baz dan Laverty musim lalu sama-sama tampil di Kejuaraan Dunia Superbike. Sedangkan Miller jadi bahan perbincangan karena musim lalu masih tampil di Moto3.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut keempat rookie MotoGP 2015 tersebut, seperti dirangkum dari sejumlah sumber.

1. Maverick Vinales

Getty Images/Mirco Lazzari
Vinales menjadi satu-satunya debutan yang akan tampil di kategori pabrikan--dengan tiga rider lain berada di kategori Open. Pebalap Spanyol berusia 20 tahun tersebut akan menunggangi GSX-RR dari Tim Suzuki.

Kiprah Vinales di kejuaraan dunia balap motor grand prix diawali di kelas 125cc pada tahun 2011 bersama SuperMartxe VIP. Empat kemenangan ia catatkan, dengan total sembilan kali naik podium, untuk finis di posisi tiga klasemen akhir. Salah satu kemenangannya, di Le Mans, diraih Vinales saat masih berusia 16 tahun dan 123 hari.

Ketika era Moto3 dimulai pada musim 2012, Vinales yang membela Blusens Avintia jadi salah satu unggulan berdasarkan performanya pada musim sebelum itu. Ia lalu memenangi lima balapan, yang diraihnya dalam sembilan balapan awal, meskipun pada akhirnya kembali harus puas menyudahi musim di posisi tiga dengan jumlah poin lebih rendah dari musim debutnya. Total ia pun cuma naik podium tujuh kali.

Musim 2013 lalu menghadirkan sebuah pencapaian khusus untuk Vinales. Bersama panji Team Calvo, menjadi juara dunia Moto3 berkat penampilan konsisten yang membuatnya 15 kali naik podium, dari 17 seri balapan, dengan tiga di antaranya berupa kemenangan.

Pada musim lalu Vinales naik kelas ke Moto2 bersama Pons Racing. Ia mengakhiri musim pertamanya di kelas itu dengan menempati posisi tiga dan tahun ini akan menyongsong musim debut lainnya di kelas primer.

2. Loris Baz

Getty Images/Mirco Lazzari
Baz memang wajah baru di MotoGP atau bahkan kejuaraan dunia balap motor grand prix. Namun, pemuda Prancis kelahiran 22 tahun lalu itu sudah tidak asing di kancah Kejuaraan Dunia Superbike.

Karir Baz di ajang Superbike berawal pada tahun 2012 lalu di bawah panji Kawasaki Racing Team. Ia menyudahi musim perdananya di ajang tersebut dengan menempati posisi 13 usai naik podium tiga kali, satu di antaranya berupa kemenangan.

Pada musim keduanya Baz tampil lebih konsisten sepanjang musim. Walhasil meskipun cuma mampu dua kali naik podium, dengan satu di antaranya podium teratas, ia berhasil berada di peringkat delapan klasemen akhir.

Musim 2014 lantas menjadi musim pamungkas di Superbike--yang seluruhnya dihabiskan bersama Kawasaki. Tak ada kemenangan yang ia catatkan, meskipun Vinales mampu sembilan kali naik podium dan menutup musim di posisi lima.

Baz kini akan menghadapi "dunia baru" saat debut di Losail pada akhir pekan bersama dengan tim Athina Forward Racing yang berada di kategori Open MotoGP 2015.

3. Eugene Laverty

Getty Images/Mirco Lazzari
Seperti halnya Baz, Laverty juga sosok yang cukup familiar di ajang Superbike setelah pria Irlandia 28 tahun itu berkecimpung di sana selama empat musim terakhir dengan capaian terbaik menjadi runner-up pada tahun 2013 lalu.

Bedanya, sebelum itu Laverty sebenarnya sudah memiliki pengalaman tampil di ajang kejuaraan dunia balap motor grand prix kelas 250cc pada musim 2007 dan 2008.

Laverty menyudahi balapan di tahun 2007 itu, bersama LCR Honda, dengan menempati posisi 25 klasemen akhir lewat torehan 6 poin. Hasil terbaiknya saat itu adalah finis di posisi 14.

Di tahun 2008, Laverty direkrut Blusens Aprilia untuk kembali beraksi di kelas 250cc. Kali ini ia menyudahi musim di posisi 21 dengan meraih 8 poin, terpaut 273 angka dari Marco Simoncelli yang menjadi juara pada musim tersebut.

Setelah malang-melintang di ajang Supersport dan Superbike, musim ini Laverty akan menjajal kelas primer kejuaraan dunia balap motor grand prix bersama tim Drive M7 Aspar yang ia bela bersama rider kawakan Nicky Hayden.

4. Jack Miller

Getty Images/Mirco Lazzari
Miller tak pelak menjadi sosok rookie MotoGP yang paling banyak diperbincangkan saat ini. Bukan cuma usianya yang baru 20 tahun bulan Januari lalu, tetapi juga jenjang kurang lazim yang ia jalani untuk sampai ke MotoGP.

Untuk bisa sampai ke kelas primer balap motor grand prix, seorang pebalap lazimnya secara bertahap melewati lebih dulu jenjang-jenjang di bawahnya--dalam hal ini Moto3 dan kemudian Moto2. Nah, pemuda Australia itu tidak mengenyam jenjang Moto2.

Miller mulai berkecimpung secara penuh di kelas Moto3 sedari 2012. Musim pertamanya di kelas itu diakhiri dengan berada di posisi 23 klasemen akhir, dilanjutkan dengan peringkat tujuh di akhir musim keduanya.

Capaian terbaik Miller di kelas tersebut dicapai pada musim lalu, saat ia mampu 10 kali naik podium dengan enam di antaranya berupa kemenangan. Tetapi di akhir musim ia tetap harus mengakui keunggulan dari Alex Marquez yang unggul dua poin saja untuk jadi juara.

Dengan besarnya sorotan terhadap dirinya--baik itu karena faktor usia, sudah "lompat kelas", atau juga akibat statusnya yang cuma runner-up Moto3--Miller akan berusaha membuktikan diri bersama CWM LCR Honda di MotoGP 2015.
Halaman 2 dari 5
Vinales menjadi satu-satunya debutan yang akan tampil di kategori pabrikan--dengan tiga rider lain berada di kategori Open. Pebalap Spanyol berusia 20 tahun tersebut akan menunggangi GSX-RR dari Tim Suzuki.

Kiprah Vinales di kejuaraan dunia balap motor grand prix diawali di kelas 125cc pada tahun 2011 bersama SuperMartxe VIP. Empat kemenangan ia catatkan, dengan total sembilan kali naik podium, untuk finis di posisi tiga klasemen akhir. Salah satu kemenangannya, di Le Mans, diraih Vinales saat masih berusia 16 tahun dan 123 hari.

Ketika era Moto3 dimulai pada musim 2012, Vinales yang membela Blusens Avintia jadi salah satu unggulan berdasarkan performanya pada musim sebelum itu. Ia lalu memenangi lima balapan, yang diraihnya dalam sembilan balapan awal, meskipun pada akhirnya kembali harus puas menyudahi musim di posisi tiga dengan jumlah poin lebih rendah dari musim debutnya. Total ia pun cuma naik podium tujuh kali.

Musim 2013 lalu menghadirkan sebuah pencapaian khusus untuk Vinales. Bersama panji Team Calvo, menjadi juara dunia Moto3 berkat penampilan konsisten yang membuatnya 15 kali naik podium, dari 17 seri balapan, dengan tiga di antaranya berupa kemenangan.

Pada musim lalu Vinales naik kelas ke Moto2 bersama Pons Racing. Ia mengakhiri musim pertamanya di kelas itu dengan menempati posisi tiga dan tahun ini akan menyongsong musim debut lainnya di kelas primer.

Baz memang wajah baru di MotoGP atau bahkan kejuaraan dunia balap motor grand prix. Namun, pemuda Prancis kelahiran 22 tahun lalu itu sudah tidak asing di kancah Kejuaraan Dunia Superbike.

Karir Baz di ajang Superbike berawal pada tahun 2012 lalu di bawah panji Kawasaki Racing Team. Ia menyudahi musim perdananya di ajang tersebut dengan menempati posisi 13 usai naik podium tiga kali, satu di antaranya berupa kemenangan.

Pada musim keduanya Baz tampil lebih konsisten sepanjang musim. Walhasil meskipun cuma mampu dua kali naik podium, dengan satu di antaranya podium teratas, ia berhasil berada di peringkat delapan klasemen akhir.

Musim 2014 lantas menjadi musim pamungkas di Superbike--yang seluruhnya dihabiskan bersama Kawasaki. Tak ada kemenangan yang ia catatkan, meskipun Vinales mampu sembilan kali naik podium dan menutup musim di posisi lima.

Baz kini akan menghadapi "dunia baru" saat debut di Losail pada akhir pekan bersama dengan tim Athina Forward Racing yang berada di kategori Open MotoGP 2015.

Seperti halnya Baz, Laverty juga sosok yang cukup familiar di ajang Superbike setelah pria Irlandia 28 tahun itu berkecimpung di sana selama empat musim terakhir dengan capaian terbaik menjadi runner-up pada tahun 2013 lalu.

Bedanya, sebelum itu Laverty sebenarnya sudah memiliki pengalaman tampil di ajang kejuaraan dunia balap motor grand prix kelas 250cc pada musim 2007 dan 2008.

Laverty menyudahi balapan di tahun 2007 itu, bersama LCR Honda, dengan menempati posisi 25 klasemen akhir lewat torehan 6 poin. Hasil terbaiknya saat itu adalah finis di posisi 14.

Di tahun 2008, Laverty direkrut Blusens Aprilia untuk kembali beraksi di kelas 250cc. Kali ini ia menyudahi musim di posisi 21 dengan meraih 8 poin, terpaut 273 angka dari Marco Simoncelli yang menjadi juara pada musim tersebut.

Setelah malang-melintang di ajang Supersport dan Superbike, musim ini Laverty akan menjajal kelas primer kejuaraan dunia balap motor grand prix bersama tim Drive M7 Aspar yang ia bela bersama rider kawakan Nicky Hayden.

Miller tak pelak menjadi sosok rookie MotoGP yang paling banyak diperbincangkan saat ini. Bukan cuma usianya yang baru 20 tahun bulan Januari lalu, tetapi juga jenjang kurang lazim yang ia jalani untuk sampai ke MotoGP.

Untuk bisa sampai ke kelas primer balap motor grand prix, seorang pebalap lazimnya secara bertahap melewati lebih dulu jenjang-jenjang di bawahnya--dalam hal ini Moto3 dan kemudian Moto2. Nah, pemuda Australia itu tidak mengenyam jenjang Moto2.

Miller mulai berkecimpung secara penuh di kelas Moto3 sedari 2012. Musim pertamanya di kelas itu diakhiri dengan berada di posisi 23 klasemen akhir, dilanjutkan dengan peringkat tujuh di akhir musim keduanya.

Capaian terbaik Miller di kelas tersebut dicapai pada musim lalu, saat ia mampu 10 kali naik podium dengan enam di antaranya berupa kemenangan. Tetapi di akhir musim ia tetap harus mengakui keunggulan dari Alex Marquez yang unggul dua poin saja untuk jadi juara.

Dengan besarnya sorotan terhadap dirinya--baik itu karena faktor usia, sudah "lompat kelas", atau juga akibat statusnya yang cuma runner-up Moto3--Miller akan berusaha membuktikan diri bersama CWM LCR Honda di MotoGP 2015.

(krs/rin)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads