Team Principal Repsol Honda Bicara soal Musim 2016, Marquez-Pedrosa, dan Mimpi Indonesia

Team Principal Repsol Honda Bicara soal Musim 2016, Marquez-Pedrosa, dan Mimpi Indonesia

Kris Fathoni W - Sport
Senin, 15 Feb 2016 15:38 WIB
detiksport/Rachman
Sentul -

Bagi tim Repsol Honda, Livio Suppo adalah tulang punggung. Selain menjabat team principal (sejak 2013), ia juga dipercaya sebagai direktur komunikasi dan marketing.

Detiksport berkesempatan berbincang-bincang dengan pria kelahiran Turin, Italia, itu di sela-sela acara pengenalan tim MotoGP Honda untuk musim 2016, yang juga dihadiri Marc Marquez dan Dani Pedrosa, di Sirkuit Sentul, Jawa Barat, hari Minggu (14/2/2016) kemarin.

Berikut petikan wawancara tersebut, mulai dari potensi persaingan MotoGP musim 2016 sampai wacana Indonesia menggelar balapan roda dua paling bergengsi ini:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Detiksport (DS): Mengenai persaingan MotoGP 2016. Selain Honda, ada Yamaha, Ducati, juga Suzuki. Menilik musim lalu dan hasil di pramusim lalu, bagaimana persaingan untuk musim ini?

Livio Suppo (LS): Sudah pasti Yamaha akan jadi pesaing terkuat. Saya pikir Ducati juga bisa amat kuat. Software musim ini berdasarkan dari Magneti Marelli yang amat dekat dengan filosofi mereka. Jadi saya pikir mereka (Ducati) cukup punya keuntungan.

Saat ini kami dalam proses beradaptasi dengan software tersebut dengan mesin kami. Kami terus bekerja keras dan menggali pengetahuan kami mengenai software tersebut. Jadi kami pikir akan ada peningkatan di tes berikutnya di Phillip Island, dan semoga kami akan siap untuk seri pertama.

Jadi, untuk musim ini tergantung seberapa besar peningkatan Ducati karena mereka sudah punya keuntungan dengan software. Untuk Suzuki, di tes Sepang lalu mereka ada peningkatan tapi sepertinya masih jauh. Tapi ini baru terkaan awal saja. Untuk penggemar balapan, semakin ketat persaingan tentu akan kian bagus.





DS: Apakah kontroversi musim lalu akan menjadi kendala tersendiri untuk persiapan Honda?

LS: Tidak. Yang sudah terjadi ya sudah lewat. Fans Valentino tentu akan bersikeras Valentino benar, dan fans Marquez pun demikian. Tak ada yang bisa kami lakukan. Jadi ini musim baru, semua rider mulai dengan nol poin. Kami akan fokus ke musim ini.

DS: Apa Honda berbicara secara khusus kepada Marquez agar fokus sepenuhnya ke MotoGP 2016 dan melupakan kontroversi musim lalu?

LS: Tidak juga. Secara umum dalam kehidupan kita kan tidak boleh fokus pada apa yang sudah terjadi melainkan apa yang belum terjadi.



DS: Mengenai Marquez, ada sebagian kalangan yang mengganggap gaya berkendaranya terlalu agresif. Menurut Honda bagaimana?

LS: Well, begini saja, Marc sudah punya dua gelar juara dunia. Jadi apa perlu melakukan perubahan kalau hal yang sudah ia lakukan saat ini telah membuahkan gelar tersebut?

DS: Bicara soal Dani, ia belum pernah jadi juara dunia sejauh ini...

LS: Dani itu pebalap top di MotoGP sejak debutnya. Tentu saja ia belum pernah meraih gelar juara dunia, tapi ia tetap menjadi salah satu pebalap yang mampu memenangi balapan. Jadi Anda dapat melihat gelas setengah penuh dan setengah kosong. Saya pribadi senantiasa lebih suka melihat gelasnya setengah penuh. Lebih positif. Jadi, Dani sekarang ada di 3-4 besar pebalap dunia dan ia sudah memenangi banyak balapan, punya potensi terlibat dalam persaingan lagi tahun ini.



DS: Indonesia berencana menggelar balapan MotoGP tahun depan. Di sini ada antuasisme luar biasa...

LS: Kami selalu terkaget-kaget setiap datang ke sini melihat antusiasmenya. Bagaimana nanti kalau kami membalap di sini! Kami amat gembira tempo hari sempat bertemu dengan Menteri Pemuda dan Olahraga, dan saya dapat mengonfirmasi bahwa hal itu memang sedang diupayakan.

Kami tentu amat gembira karena Indonesia adalah market yang amat penting buat Honda. Balapan buat Honda selain demi melakukan pengembangan teknologi juga sebagai alat pemasaran, jadi tentu amat bagus berada di sini dan dalam waktu dekat akan membalap di sini.

DS: Soal sirkuit, pada dasarnya Indonesia belum memiliki sirkuit pasti untuk rencana MotoGP tahun depan. Sentul sendiri merupakan salah satu opsi, menurut Anda bagaimana; apa perlu membangun sirkuit baru atau Sentul sudah cukup?

LS: Saya bukan ahli tapi... menurut saya memodifikasi butuh dana besar. Mungkin ada bagusnya juga membangun satu sirkuit lagi di Indonesia. Saya pernah ke sini tahun 1996, 1997, pada saat itu segalanya terlihat bagus-bagus saja. Selalu menyenangkan datang ke sini dan untuk balapan lokal pastinya sudah cukup.

DS: Ada pesan khusus untuk para pebalap Indonesia untuk menggapai mimpinya seperti slogan 'One Heart-Satu Hati'?

LS: Yang terpenting adalah mereka harus percaya impiannya itu bisa terwujud. Harus kerja keras. Bukan cuma bakat, juga perlu passion dan dedikasi, sedari belia berusaha mewujudkan impian itu dengan meninggalkan negara sendiri dan, mungkin, tinggal di Eropa karena seperti itulah pengorbanannya. Melihat Marc dan Dani saat ini, sepertinya gampang-gampang saja. Itu karena mereka bukan cuma berbakat tapi juga sudah bekerja keras. Juga siapkan diri dengan fakta bahwa dari ratusan orang yang berusaha, cuma segelintir yang akan sukses.

Jadi terus kerja keras, pantang menyerah. Tidak ada ketentuan bahwa rider Indonesia atau India, misalnya, tak punya bakat seperti Marc atau Dani. Juga penting punya kesempatan untuk memperlihatkan bakat itu. Honda saat ini sudah berusaha keras untuk mempromosikan para pebalap muda dan membantu mereka sedari seri-seri lokal di sini sampai ke Asia Cup. Jadi ada banyak kesempatan yang memungkinkan mereka tumbuh.






(krs/a2s)

Hide Ads