Wacana itu sebelumnya diungkap Mike Webb selaku race director MotoGP. Sistem ini sendiri membuat tim-tim jadi bisa mengirimkan pesan teks sederhana kepada para rider mereka.
Pada saat ini rider memang dapat menerima pesan serupa di dashboard motornya, walaupun baru sekadar informasi sederhana yang mendasar seperti mengingatkan adanya kejadian bendera merah atau bendera hitam, atau ketika rider bersangkutan dijatuhi ride-through penalty.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Marquez, di sela-sela kunjungannya ke Indonesia awal pekan ini, menyebut ide tersebut tidak perlu direalisasikan mengingat akan memecah konsentrasi pebalap.
Sama halnya dengan Marquez, Crutchlow yang memperkuat LCR Honda, pun mengkritik keras ide operator MotoGP itu.
"Saya tidak suka, itu sangat bodoh. Kami tidak perlu melihat itu. Saat ini kami butuh sesuatu yang lebih aman. Tapi, ketika Anda menempatkan alat di dashboard motor, lalu harus melihat ke bawah, ke atas, ke bawah, dan ke atas dalam kecepatan 345 km/jam, menekan tombol-tombol serta rem, maka itu akan sangat sulit," kata Crutchlow dalam wawancara dengan beberapa media termasuk detikSport di Empirica Lot 8 SCBD, Selasa (25/10/2016) sore WIB tadi.
"Tapi, itu opini saya, mungkin banyak yang setuju dengan opini saya. Mungkin hanya beberapa pebalap yang suka. Jika Anda ingin memasangnya, silakan saja. Tapi, beberapa pebalap diuntungkan, beberapa tidak. Maka saya pikir aturan ini perlu dipelajari lagi," tegasnya.
(mrp/roz)











































