Sudah sejak tahun 2000 Rossi berkiprah di ajang balap motor grand prix kelas primer. Menghitung kelas di bawahnya, 250cc dan 125cc, jadi lebih panjang empat tahun lagi.
Total sudah sembilan titel gelar juara dunia diraih The Doctor dalam kurun waktu itu, dengan tujuh di antaranya di kelas primer kendatipun koleksi ini belum bertambah sejak 2009.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di balapan terakhir MotoGP 2017, di Silverstone, Rossi naik podium dengan finis ketiga. Hasil itu memperkuat posisinya di peringkat keempat papan klasemen, terpaut 26 poin dari pemuncak klasemen Marc Marquez (Repsol Honda).
Baca juga: Hasil MotoGP Inggris 2017 |
"Ketinggalan 26 poin tidak banyak-banyak amat untuk enam balapan sisa. Tapi akan sulit buat saya. Di beberapa balapan terakhir saya tidak cukup kuat sehingga bisa dijadikan favorit di kejuaraan dunia," kata Rossi seperti dilansir Speedweek.com.
Pernyataan Rossi tersebut sontak memunculkan pertanyaan. Apakah "tidak cukup" kuat yang disebutnya itu berkaitan dengan fakta bahwa pria kelahiran Urbino, Italia, pada 16 Februari 1979 itu kini sudah merasa "berumur" pada usianya yang ke-38?
"Pertanyaan ini sudah pernah ditanyakan kepada saya karena saya sedemikian tua. Kamu cuma cemburu pada kebugaran fisik saya," ujar Rossi seraya tertawa.
"Tidak, saya merasa oke, karena kini saya membawa motor dengan cara yang lebih baik," ucapnya.
Rossi kemudian memberi contoh untuk menjelaskan lebih lanjut. "Buat saya, lebih sulit di Austria karena di sana saya harus bekerja keras saat mengerem karena mesinnya tak pernah berhenti. Saya merasa oke di Silverstone."
(krs/din)











































