Tak diunggulkan, pebalap Ducati itu justru muncul sebagai kejutan besar. Dovizioso bukan hanya tampil jauh lebih baik daripada rekan setimnya, juara dunia lima kali Jorge Lorenzo, tapi juga mampu menyaingi Marquez si juara bertahan.
Dalam 15 balapan yang telah berjalan, Dovizioso sukses memenangi lima seri, jumlah kemenangan terbanyak sama dengan Marquez. Terakhir, Dovizioso membuktikan kemampuannya dengan naik podium tertinggi di Motegi, Jepang usai melakoni duel seru melawan Marquez.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bertarung untuk merebut titel juara, kami harus cepat di semua balapan tersisa," ungkap Dovizioso di Autosport. "Kurasa kami bukan favoritnya, tapi aku harus bilang bahwa kami mengerjakannya dengan sangat relaks, karena kami dalam situasi yang aneh"
"Kalau kami memenangi kejuaraan, ini adalah sesuatu yang luar biasa dan kalau kami gagal memenanginya, sampai sekarang kami sudah melakoni kompetisi dengan hebat."
"Hal ini membantu Anda untuk bekerja dengan kalem dan mengambil risiko hanya di saat yang tepat. Ini hal yang krusial, karena MotoGP saat ini ditentukan oleh detil-detil. Semuanya bisa terjadi.
"Tapi bagaimanapun, aku kalem, aku juga kalem sebelum akhir pekan ini. Aku akan terus begitu," kata dia.
Persaingan Dovizioso dengan Marquez akan berlanjut di Australia pada 22 Oktober.
(rin/nds)











































