Vinales menunjukkan performa luar biasa sejak sesi tes pramusim lalu ketika dia selalu jadi pebalap tercepat. Itu artinya Vinales tak butuh waktu beradaptasi dengan motor Yamaha.
Apalagi performa hebat di pramusim langsung dilanjutkan lewat dua kemenangan di dua seri awal, Qatar dan Argentina. Sempat gagal finis di Austin, Vinales menang lagi di Prancis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak ada kemenangan yang mampu direbutnya dan cuma tiga kali naik podium. Vinales kesulitan mengimbangi kecepatan motor Marquez dan juga Andrea Dovizioso.
Pada akhirnya, Vinales cuma finis posisi ketiga dengan 230 poin, selisih 68 poin dengan Marquez yang jadi juara dunia.
"Menurut saya sih nilainya tujuh," tutur Vinales menyoal performanya musim lalu.
"Karena kami tampil luar biasa di paruh pertama, di paruh kedua musim, penampilan kami naik-turun. Jadi untuk saya nilai tujuh itu paling pas," sambung Vinales dalam wawancara dengan detikSport di Hotel Four Seasons, Jakarta, Jumat (26/1/2018) siang WIB.
"Tentunya seperti Anda tahu, kami tidak menjalani musim yang bagus, tapi saya bisa finis ketiga di akhir musim. Itu artinya jika kami bisa tampil bagus, maka kami bisa jadi juara. Yang terpenting adalah kami bisa menganalisa kesalahan kami dan coba memperbaikinya."
Soal performanya yang menurun musim lalu, Vinales coba memberi penjelasan. Apa itu?
"Ini adalah musim pertama saya di Yamaha sehingga saya tidak punya banyak pengalaman dengan tim dan mereka juga tidak mengenal saya dengan baik. Lalu ada juga perubahan ban di tengah musim, membuat kami sedikit bingung," paparnya.
"Tapi setidaknya dengan pengalaman musim lalu, kami bisa lebih enjoy menikmati balapan musim ini," tutup Vinales.
(mrp/krs)











































