Pebalap Ducati asal Italia itu menempuh jalan yang tidak mudah untuk menjadi kompetitif seperti sekarang. Sejak meraih kemenangan pertamanya di kelas primer bersama Honda pada 2009, Dovizioso menjalani enam tahun tanpa kemenangan tiga tim yang berbeda.
Dovizioso baru meraih kemenangan pertamanya di atas motor Ducati pada tahun keempatnya pada 2016. Tampaknya, hasil tersebut menjadi 'pembuka keran' kemenangan Dovizioso.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setahun berikutnya pebalap yang kini berusia 31 tahun ini merebut enam kemenangan termasuk delapan podium, untuk menyaingi Marc Marquez sampai seri terakhir. Performa ciamik Dovi berlanjut di awal musim ini yang dibuktikan dengan kemenangan di seri perdana di Losail.
"Apa yang sangat kusukai tentang Dovi adalah determinasi dia dan hasrat dia untuk tidak menyerah," ungkap Rossi kepada Gazzetta dello Sport, yang dilansir situs resmi MotoGP.
"Sebelum Mugello 2017, dia sudah berada di MotoGP aku tidak tahu berapa lama dan dia sepertinya menjadi seseorang yang tidak bisa menang. Itu adalah sesuatu yang, secara psikologis, bisa membuat Anda jatuh (crash). Tapi dia tidak menyerah dan di usia 31 tahun dia menjadi seorang pemenang sejati," puji juara dunia sembilan kali ini.
Baca juga: MotoGP Melaju ke Seri Kedua di Argentina |
Persaingan Rossi dan Dovizioso serta para pebalap lainnya akan berlanjut ke Argentina, akhir pekan ini. Marquez dan Dovi dianggapnya sebagai rider yang harus dikalahkan untuk meraih gelar juara 2018.
"Bagiku rider-rider terkuatnya adalah Dovizioso dan Marquez. Mungkin lebih Dovizioso... tapi aku menempatkan mereka di level yang sama karena Marquez selalu punya kemampuan untuk menjadi kuat. Aku gembira dengan balapan pertamaku (finis ketiga), tapi kami belum ada di level mereka," Rossi menambahkan.
(rin/krs)