Fabio Quartararo sempat memimpin persaingan MotoGP 2020, sebelum kini tersalip. Apakah rider Petronas Yamaha SRT itu mulai tertekan?
Quartararo sempat memimpin klasemen MotoGP 2020. Pebalap Prancis itu sempat meraih tiga kali kemenangan musim ini.
Di MotoGP Aragon, Quaratararo kemudian meraih hasil jeblok, yakni finis di urutan ke-18. Posisinya kemudian tersalip oleh rider Suzuki Joan Mir, yang ketika itu finis di urutan ketiga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga kini, Quartararo masih tertinggal dari Mir. Pesaing asal Spanyol itu memimpin klasemen MotoGP dengan 137 poin, unggul 14 angka dari Quartararo di posisi kedua.
MotoGP 2020 sendiri tinggal menyisakan tiga seri lagi. Namun, selain Mir dan Quartararo, empat rider lain juga masih berpeluang juara. Maverick Vinales (Monster Energy Yamaha), Franco Morbidelli (Petronas Yamaha), Andrea Dovizioso (Ducati), dan Alex Rins (Suzuki) secara matematika masih bisa juara.
Menanggapi ketatnya persaingan itu, Quartararo mengaku tak tertekan sama sekali. Rider 21 tahun itu mengatakan bahwa tekanan justru ada di pebalap lain, yang mayoritas berasal dari tim pabrikan.
"Saya melihatnya seperti itu, karena Anda tahu tim ini lahir tahun lalu. Saya datang sebagai rookie yang finis ke-10 di tahun terakhir saya di Moto2. Saya sekarang berada di urutan kedua dalam kejuaraan, tekanan bukan pada saya. Anda tahu, semua pembalap di empat posisi teratas bersama saya adalah pembalap pabrikan," kata Quartararo dalam podcast Last On The Brakes MotoGP.
"Pada akhirnya, Anda bisa bilang Joan juga pemula, tetapi dia berada di tim pabrikan dengan banyak pengalaman sebelumnya. Mereka kembali dan punya banyak evolusi."
"Maverick juga sama, bertahun-tahun di MotoGP, Dovi juga, dan saya ada di tengah-tengah orang-orang ini. Dua tahun lalu, saya benar-benar masih bingung. Saya hanya melakukan yang terbaik dan menikmatinya. Jika titel tidak datang tahun ini, saya akan bekerja keras di tahun-tahun mendatang," kata Quartararo.
Baca juga: Jadwal MotoGP Eropa Akhir Pekan Ini |