Andrea Iannone begitu terpukul menerima sanksi larangan empat tahun membalap di MotoGP. Meski demikian, ia menolak menyerah begitu saja menghadapi sanksi ini.
Pukulan berat harus diterima Iannone setelah Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) menjatuhinya hukuman larangan membalap selama empat tahun akibat gagal tes doping. Hukuman ini jauh lebih berat dari sanksi awal yang dijatuhkan kepada Iannone oleh Komisi Disiplin FIM.
Pada 1 April lalu, Komisi Disiplin FIM menjatuhkan skors kepada pebalap asal Italia ini selama 18 bulan akibat saat tes doping urine-nya mengandung steroid anabolik. Merespon sanksi awal ini, Iannone mengajukan banding ke CAS karena merasa tak tidak sengaja mengonsumsi zat terlarang itu dari konsumsi daging.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah serupa juga diambil Badan Anti-Doping Dunia (WADA). Namun sebaliknya, WADA ingin hukuman Iannone diperberat menjadi empat tahun. CAS kemudian justru memenangkan tuntutan WADA ini.
Hukuman ini akan berlaku mulai Desember 2020. Itu artinya, Iannone baru baru bisa kembali membalap di MotoGP pada Desember 2023.
Dengan umur Iannone yang sudah menginjak 31 tahun, kariernya di MotoGP terancam berakhir lebih cepat akibat hukuman ini. Ia mengatakan hatinya begitu hancur menerima sanksi ini.
Meski demikian, pebalap Aprilia menegaskan tak akan menyerah begitu saja menghadapi sanksi ini. Iannone menuangkan keluh kesahnya tersebut di akun Instagram-nya.
"Hari ini saya menerima ketidakadilan terburuk yang pernah saya bayangkan," tulis Iannone di Instagram dikutip dari Crash.
"Mereka merobek hatiku dari cinta terbesarku."
"Tidak masuk akal karena tuduhan ini disertai dengan fakta yang tidak benar."
"Untuk itu pasti akan ada tempat dan waktu yang tepat... karena saya pasti tidak menyerah."
"Saya tahu saya sedang menghadapi kekuatan yang kuat, tapi saya tak kehilangan harapan," lanjutnya.
(pur/mrp)