Quartararo Mau Benahi Emosi Usai Gagal Juara di MotoGP 2020

Quartararo Mau Benahi Emosi Usai Gagal Juara di MotoGP 2020

Bayu Baskoro - Sport
Jumat, 27 Nov 2020 21:50 WIB
ALCANIZ, SPAIN - OCTOBER 23: Fabio Quartararo of France and Petronas Yamaha SRT thinks in box during the free practice for the MotoGP of Teruel at Motorland Aragon Circuit on October 23, 2020 in Alcaniz, Spain. (Photo by Mirco Lazzari gp/Getty Images)
Fabio Quartararo mau menenangkan diri usai gagal juara di MotoGP 2020. (Foto: Getty Images/Mirco Lazzari gp)
Jakarta -

Fabio Quartararo gagal meraih gelar juara MotoGP 2020. Kini, El Diablo mau mengistirahatkan diri dan memulihkan kondisi emosionalnya dengan bantuan psikolog.

Quartararo sempat digadang-gadang bakal menjadi jawara MotoGP 2020. Rider tim Petronas Yamaha itu memulai kompetisi dengan mantap dan berhasil merebut podium pertama di dua seri awal.

Pada 12 balapan berikutnya, Quartararo justru tidak konsisten dan tampil naik-turun. Dia hanya bisa naik podium lagi sekali pada MotoGP Emilia Romagna, sementara sisanya lebih banyak berkutat di papan tengah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil itu membuat Fabio Quartararo harus puas di peringkat kedelapan klasemen akhir MotoGP 2020. Dia gagal bersaing dengan Joan Mir yang konsisten masuk podium dan keluar sebagai jawara baru MotoGP.

Quartararo bahkan kalah dari rekan setimnya di Petronas Yamaha, Franco Morbidelli. Meski masih menggunakan motor Yamaha tahun 2019, namun performa rider Italia itu lebih stabil dan mampu mengakhiri MotoGP 2020 di posisi kedua.

ADVERTISEMENT

Berkaca dari performanya di MotoGP 2020, Quartararo menilai jika dirinya agak bermasalah dalam sisi emosional. Oleh karena itu, dia berencana menemui psikolog guna mengurangi masalah emosinya sebelum musim 2021 dimulai.

"Mulai saat ini saya mau berupaya menenangkan diri dan bereaksi emosi sesedikit mungkin secara emosional. Itu akan menjadi penting untuk tahun depan - juga supaya bisa memberikan komentar yang lebih baik kepada kepala kru saya dan para mekanik," kata Quartararo, dikutip dari Speedweek.

"Karena ketika tingkat emosi yang amat tinggi, anda cuma bisa bilang motornya tidak berfungsi, tapi anda tak tahu persis di area mana. Jadi saya pikir sangat penting untuk memperbaikinya," dia menambahkan.

"Saya akan menemui psikolog. Saya pernah ke sana beberapa kali, tapi saya akan melakukannya lebih sering karena saya percaya bahwa hal-hal kecil bisa membuat perbedaan besar. Itulah mengapa saya bakal membenahi aspek ini dengan bantuan psikolog," demikian kata Fabio Quartararo.

(bay/mrp)

Hide Ads