Bamsoet mengatakan MotoGP harus menjadi industri yang menyejahterakan, tidak hanya bagi perekonomian dalam skala makro, tetapi juga bagi kehidupan masyarakat Lombok.
"Sesaat lagi kita akan menjadi tuan rumah dua event olahraga kelas dunia, yaitu Tes Pra-Musim MotoGP pada tanggal 11 hingga 13 Februari, dan seri balap MotoGP pada tanggal 18 hingga 20 Maret di Pertamina Mandalika International Circuit. Jangan sampai masyarakat lokal hanya menjadi 'penonton' dan tidak ikut merasakan manfaat nyata penyelenggaraan MotoGP bagi peningkatan kehidupan sosial ekonomi mereka," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Kamis (10/2/2022).
Hadir sebagai pembicara antara lain Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah, Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation Abdulbar M. Mansoer, Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri, Wali Kota Mataram Mohan Roliskana, Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid, Bupati Lombok Timur Sukiman Azmy, Bupati Lombok Utara Djohan Sjamsu, Bupati Bima Indah Dhamayanti Putri, Bupati Sumbawa Mahmud Abdullah, Bupati Sumbawa Barat W Musyafirin, Wali Kota Bima Muhammad Lutfi, serta Bupati Dompu Kader Jaelani.
Bamsoet menjelaskan dampak positif penyelenggaraan event olahraga internasional seperti MotoGP tidak semata-mata diukur dari dampak ekonomi secara kalkulatif, seperti peningkatan PAD, tingkat okupansi hotel, penyerapan tenaga kerja, peluang bisnis yang tercipta, serta jumlah penumpang jasa transportasi baik darat, laut, dan udara. Bila memandang lebih jauh ke depan, MotoGP akan menjadi 'jendela' bagi dunia internasional untuk lebih dekat dan mengenal Indonesia.
"Para pembalap MotoGP yang datang dari berbagai negara adalah representasi dari komunitas global. Mereka adalah duta wisata yang sangat potensial untuk mempromosikan Lombok dan NTB sebagai destinasi wisata dunia. Mereka adalah 'influencer' nyata, yang akan mempromosikan nama Lombok, nama NTB, dan nama Indonesia bagi jutaan followers dari berbagai belahan dunia," terang Bamsoet.
Dirinya pun bersyukur para pembalap MotoGP yang sudah hadir di Mandalika mengungkapkan kekaguman mereka akan keindahan alam di Mandalika lewat berbagai platform media sosial.Ini membuktikan bahwa pemilihan Lombok sebagai lokasi pembangunan sirkuit internasional sangatlah tepat.
"Sirkuit internasional Lombok dibangun dari kesadaran, bahwa pagelaran MotoGP bukan semata-mata 'menjual' kompetisi olahraga otomotif. Tetapi, terintegrasi dengan berbagai sektor pendukung lainnya, khususnya pariwisata. Dengan segala potensi yang menjanjikan, saya meyakini, kesuksesan penyelenggaraan ajang MotoGP Mandalika nantinya akan semakin membuka lebar peluang investasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat, khususnya Lombok," ungkapnya.
Bamsoet turut berharap model pembangunan fasilitas olahraga yang terintegrasi seperti Sirkuit Mandalika dapat menjadi standar dalam pembangunan fasilitas-fasilitas olahraga di daerah lain. Pembangunan fasilitas olahraga yang berkualitas di setiap daerah, tidak hanya penting bagi sarana penjaringan dan pembinaan prestasi atlet, tetapi juga selaras dengan program pemerataan pembangunan. Terutama, dalam mendorong pertumbuhan sektor pariwisata sebagai penopang perekonomian negara.
"Pagelaran MotoGP juga menjadi 'branding', baik bagi Lombok dan NTB pada khususnya, serta bagi Indonesia pada umumnya. Tidak hanya dari pesona keindahan alam yang dipromosikan, tetapi juga dari nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang ditawarkan. Pemilihan motif batik khas Suku Sasak yang menghiasi area run-off sirkuit Mandalika adalah simbolisasi dari promosi budaya lokal ke kancah internasional," pungkasnya.
(akn/ega)