Lebih lanjut, Andrea Dovizioso bahkan menyebut para rider MotoGP awalnya ketakutan untuk membersihkan trek secara manual, dengan menggeber motornya di trek. Namun setelah dilakukan, hasilnya tidak terlalu buruk.
"Semua orang takut, tetapi pada akhirnya itu keputusan yang tepat. Karena trek menjadi bisa diterima di jalur balapan normal. Kami bisa mulai memahami trek, line racing, dan waktu putaran menjadi lebih normal," tambah rider Italia itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, itu adalah keputusan yang tepat, tetapi saya pikir hal-hal ini tidak harus terjadi. Maksud saya, jelas betapa kotornya trek itu.
"Awalnya, kondisi trek tidak dapat dilalui. Saya belum pernah berada dalam situasi seperti ini. Ini situasi yang sama sekali berbeda jika dibandingkan dengan sirkuit di Argentina. Ada debu di mana-mana. Luar biasa. Pada siang hari waktu putaran menjadi lebih normal tetapi di jalur sempit, Anda tidak bisa membuat kesalahan! Jadi cukup menegangkan," ungkapnya.
Senada dengan Dovizioso, rider LCR Honda, Alex Marquez, menyebut usulan membersihkan trek berasal dari dia. Ia bercerita bagaimana ketika tak ada orang yang keluar membersihkan trek.
"Di pagi hari sangat kotor. Semua orang menunggu untuk ada yang membersihkan trek atau semacamnya, tetapi tidak ada yang keluar. Jadi saya memberi ide ke Race Direction untuk mewajibkan pebalap membuat 20 lap hingga beberapa jam. Jadi mereka mewajibkan untuk membuat 20 lap per rider sebelum jam 3 sore," jelasnya.
"Jadi pada saat itu, semua orang mulai membersihkan trek, jadi itu bagus. Garisnya cukup bersih. Memang benar jika Anda membuat kesalahan kecil, Anda bisa keluar dari line dan bisa jatuh."
"Tapi line-nya tidak buruk, dan cengkeraman dari aspal dan trek tidak buruk, kok. Itu benar-benar kotor, tapi saya harus mengatakan dari level grip, grip murni, itu tidak buruk," katanya.
Simak terus tayangan MotoGP di TRANS|7 yang merupakan official broadcaster MotoGP, termasuk seri MotoGP Mandalika. Saksikan juga tayangan live streaming race MotoGP di detikSport.
(yna/cas)