Francesco Bagnaia tengah memasuki fase genting dalam upaya merebut gelar juara dunia MotoGP 2022. Pebalap Ducati asal Italia itu diingatkan untuk tak mengulangi kesalahan yang pernah dialami seniornya, Valentino Rossi pada 2006 silam.
Musim ini, Bagnaia sempat tertinggal 91 poin dari Fabio Quartararo seusai MotoGP Jerman di Sachsenring. Saat itu ia baru memiliki 81 poin berbanding 172 milik Quartararo. Namun pada delapan balapan berikutnya, Bagnaia bangkit dan berhasil meraup 152 poin.
Sedangkan pada periode yang sama, Quartararo mengalami penurunan dan hanya meraih 47 poin, sehingga kini posisinya tertinggal dari Bagnaia dalam klasemen sementara. Bagnaia punya 233 poin, sedangkan Quartararo baru 219 poin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
MotoGP Malaysia di Sepang pada akhir pekan ini menjadi match point bagi Bagnaia untuk menyabet gelar juara dunia. Kalaupun gagal, masih ada MotoGP Valencia bulan depan sebagai penentu. Namun ia diingatkan agar tak terpeleset di dua balapan pamungkas tersebut.
Jangan sampai ia mengikuti jejak Rossi yang berhasil bangkit dari ketertinggalan pada musim 2006, namun membuat kesalahan fatal di balapan akhir sehingga harus merelakan gelar jatuh ke tangan Nicky Hayden.
"Saya tak tahu berapa kali kejadian (comeback) semacam ini terjadi dalam sejarah," ujar eks manajer Rossi di Yamaha, Davide Brivio kepada La Gazzetta dello Sport jelang MotoGP Malaysia akhir pekan ini.
"Saya teringat pertarungan Valentino dengan Nicky Hayden pada 2006, saat itu ada jarak 51 poin seusai Laguna Seca (Amerika Serikat), tak banyak memang. Dia (Rossi) tampil bagus saat itu, terlepas hasil akhirnya."
Pria yang turut membantu Joan Mir menjadi juara dunia MotoGP 2020 bersama Suzuki itu berharap Bagnaia tak jatuh ke 'lubang' yang sama dengan Rossi. Pecco, demikian sapaannya, harus bisa memanfaatkan keuntungan yang ada saat ini.
"Menurut saya, motornya (Bagnaia) memang memiliki performa bagus, namun dia juga merupakan pebalap terbaik Ducati saat ini, dia tahu bagaimana memaksimalkan motor yang ia punya," lanjut Brivio.
![]() |
"Dia sudah sampai sejauh ini, mari mainkan, jangan sampai kesempatan (juara dunia) ini terlewatkan," jelas Brivio.
Pada MotoGP 2006, Rossi yang tertinggal 51 poin usai balapan ke-11 (MotoGP Amerika Serikat) berhasil berbalik unggul delapan poin atas Hayden usai seri ke-16 di Estoril, Portugal. Namun saat balapan terakhir di Valencia, Rossi hanya finis ke-13.
Sedangkan Hayden, meski hanya finis ketiga, namun berhasil melampaui poin Rossi di klasemen akhir. The Kentucky Kid meraih 252 poin, sedangkan The Doctor cuma 247 poin. Melayanglah ambisi Rossi saat itu untuk juara dunia enam kali beruntun di kelas premier.
(adp/ran)