Aturan tekanan ban di MotoGP masih diperdebatkan. Superstar balap motor Marc Marquez menilai, aturan itu tidak perlu lantas dihapus melainkan diubah hukumannya.
MotoGP menerapkan aturan tekanan ban sejak musim lalu. Adapun penalti selepas balapan diberlakukan berupa 8 detik untuk sprint race dan 16 detik untuk balapan grand prix apabila pebalap gagal menyelesaikan persentase putaran yang diperlukan (30% dalam Sprint, 60% dalam GP) di atas tekanan minimum.
Marquez nyaris saja terkena hukuman tersebut di balapan pendek MotoGP Republik Ceko, belum lama ini. Setelah menerima peringatan di dashboard tunggangannya, pebalap Ducati itu sengaja melambat sehingga disalip Pedro Acosta untuk berada posisi terdepan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Jorge Martin 'Diserang', Bezzecchi Dipuji |
Pada prosesnya, Marc Marquez memanfaatkan slipstream Acosta untuk meningkatkan tekanan dan suhu ban motornya, lalu pelan-pelan kembali memimpin dan memenangi balapan. Strategi ini toh bukan yang pertama dilakukan Marquez. Sebelumnya, Marquez melakukannya di Buriram agar terhindar dari penalti.
Sementara itu sejumlah pebalap, salah satunya Acosta, tidak setuju dengan aturan tekanan ban ini. Marquez memberikan masukan kepada MotoGP agar penalti yang dijatuhkan lebih adil.
"Aku setuju kok dengan aturan itu, karena pada akhirnya itu adalah aturan keamanan," ujar juara dunia MotoGP enam kali tersebut. "Memang benar bahwa penaltinya, menurut pendapatku, terlalu berat. Aku akan setuju, jika dikurangi beberapa detik."
"Menurutku, kurangi penaltinya sebagian. Seperti empat detik di Sprint, dan delapan detik di balapan panjang. Itu akan lebih masuk akal," lanjut Marc Marquez.
"Sekarang penalti yang berlaku adalah delapan detik di Sprint dan 16 detik di balapan utama, itu kan penalti yang sangat besar dan lebih baik menunggu yang lain," lugas dia.
(rin/krs)