Bulutangkis meloloskan sepuluh atletnya ke Olimpiade Rio. Jumlah itu menjadi perwakilan terbanyak ketimbang enam cabang olahraga lain yang juga lolos ke Brasil.
Catatan sejarah menunjukkan bulutangkis menjadi satu-satunya cabang olahraga yang bisa menyumbangkan emas. Sejak 1992 di Barcelona, bulutangkis memberikan donasi 18 medali dengan rincian enam emas, enam perak, dan enam perunggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sepuluh pebulutangkis itu, pasangan Hendra/Ahsan dinilai mempunyai peluang terbesar sebagai penyumbang emas. Kendati penampilan mulai naik turun, namun mereka masih mampu menjadi yang terbaik pada turnamen-turnamen bergengsi seperti Asian Games 2014 Incheon dan Kejuaraan Dunia.
Menilik lawan-lawan di babak Grup D, Hendra/Ahsan masih di atas angin. Statistik menunjukkan Hendra/Ahsan masih unggul 2-1 atas Chai Biao/Hong Wei dari China. Sementara pertemuan dengan Manu Attri/B. Sumeeth Reddy dari India akan jadi duel pertama. Menghadapi Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa (Jepang), Hendra/Ahsan masih unggul 9-0.
"Pada olimpiade rasanya lawan semuanya berat karena pemain yang rangking di bawah malah bisa saja mengalahkan yang rangkingnya lebih tinggi. Jadi harus tetap waspada," ujar Hendra yang tengah mengejar emas olimpiade keduanya.
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir juga berharap bisa menyumbangkan emas pada olimpiade kali ini. Namun, sulitnya menjadi juara belakangan ini membuat publik meragukan potensi mereka.
Sebuah poin plus dimiliki Tontowi/Liliyana karena mereka tak harus berjuang sendirian. Ada Praveen Jordan/Debby Susanto pada sektor itu.
Tontowi/Liliyana akan mendiami grup C, sedangkan Jordan/Debby menjadi penghuni grup A. Boleh dibilang fase grup relatif mudah bagi Tontowi/Liliyana. Mereka hanya perlu menghadapi Bodin Issara/Savitree Amitrapai dari Thailand, kemudian versus Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dari Malaysia dan ganda nonunggulan Robin Middleton/Leanne Choo (Australia).
Selain dua pasangan itu, potensi lain dimiliki ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari. Namun, persiapan ke olimpiade sempat terganggu dengan cederanya Nitya usai Kejuaraan Asia.
Optimisme disampaikan mantan pemain, Rudy Hartono, kepada pasukan bulutangkis.
"Kita tetap ada peluang. Olimpiade itu adalah kesempatan bagi semua pemain. Yang penting adalah pemain kita secara fisik, teknik, dan mental harus benar-benar siap," kata Rudy kepada detikSport beberapa waktu lalu.
Rudy memaklumi prestasi dua ganda yang ditargetkan emas pada perjalanannya menuju Olimpiade sempat mengalami pasang surut prestasi. Hal ini kata dia tak lepas dari faktor usia dari pentolan ganda campuran dan putra tersebut. Namun kembali lagi ia hanya bisa berharap agar bisa teratasi di Olimpiade nanti.
"Ya beginilah semua itu bisa kejadian. Liliyana Natsir (turun perfoma) lalu ganda putra mengalami penurunan karena usia. Tapi kembali lagi mudah-mudahan bisa teratasi, kita tak bisa memungkiri yang muda bisa saja jadi juara. Itulah olahraga. Itulah bulutangkis, cukup berat," ucap dia.
(mcy/fem)