Tahir Djide Dimakamkan di TMP Cikutra

Bandung - Tahir Djide, tokoh bulutangkis Indonesia yang juga mantan Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, akan mendapatkan penghormatan terakhir di kampus UPI. Selanjutnya Tahir akan dimakamkan di TMP Cikutra.

Beberapa saat lalu, Djide sedang disalatkan di Masjid Al Furqon di UPI. Sebelumnya, Tahir yang meninggal di RSHS pada pukul 03.15 WIB, Jumat (4/9/2009), disemayamkan di rumah duka di Jalan Bekamin, Bandung.

"Dari RSHS kita bawa ke rumah untuk disemayamkan. Selanjutnya setelah disalatkan di Masjid Al Furqon, ada upacara penghormatan dari UPI," ujar Sri Rachma Aprilita Bugiwati, putri sulung Tahir, pada detikbandung.

Jenazah rencananya akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, namun waktunya masih menunggu keluarga yang berasal dari luar pulau Jawa tiba. "Setelah disalatkan, nanti kita upacara lalu bawa ke rumah lagi. Keluarga sekarang sedang di perjalanan, kita belum tahu jam berapa," ujarnya.

Pada saat dibawa dari rumah duka ke UPI diiringi belasan mobil dan puluhan motor yang dikawal polisi. Karangan bunga menghiasi rumah duka di antaranya dari UPI, berbagai induk olahraga di Indonesia, bahkan dari Panglima TNI.

Profesor Tahir Djide, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, meninggal dalam usia 70 tahun, meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Semasa aktif di PBSI, dari tangan pria kelahiran Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, itu lahir pemain-pemain besar seperti Rudy Hartono, Tjuntjun/Johan Wahyudi, Christian/Ade Chandra, Icuk Sugiarto, Liem Swie King hingga Ardy Bernadus Wiranata, Ricky Subagja dan Taufik Hidayat.

Setelah lebih dari tiga dekade mengabdikan dirinya untuk pelatnas, ia mundur pada 1 Maret 2008, untuk kemudian tetap melanjutkan kecintaannya pada dunia bulutangkis dengan mengelola sekolah badminton untuk anak-anak usia dini, yang diberi nama BM 77, yang terletak di daerah Padasuka, Bandung. (lom/din)